Lihat ke Halaman Asli

Kadek ayuastiti

Dosen di Universitas Pendidikan Ganesha

Filsafat Pendidikan Pancasila: Landasan Moral dan Etika Bangsa

Diperbarui: 5 Desember 2024   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembentukan karakter generasi penerus bangsa sangat bergantung pada pendidikan. Filsafat pendidikan Pancasila di Indonesia menggabungkan cita-cita negara yang terpuji ke dalam sistem pendidikan dan berfungsi baik sebagai kerangka konseptual maupun landasan moral. Sebagai ideologi dan landasan negara, Pancasila memberikan pedoman bagaimana pendidikan harus dimanfaatkan untuk melahirkan individu yang bermoral, cerdas, dan berwawasan kebangsaan. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam lima sila tersebut menjadi landasan filosofi pendidikan Pancasila.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, memberikan pondasi spiritual dalam proses pendidikan. Pendidikan tidak hanya berfokus pada pembentukan kemampuan intelektual, tetapi juga membangun hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan. Dalam praktiknya, peserta didik diajarkan untuk mengedepankan moralitas, etika, dan penghormatan terhadap nilai-nilai keagamaan, sehingga mereka mampu menjadi individu yang beriman dan bertakwa. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menekankan pentingnya pengakuan terhadap martabat manusia. Dalam pendidikan, sila ini diimplementasikan melalui penanaman nilai-nilai seperti toleransi, empati, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Peserta didik diajak untuk memahami bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk diskriminasi, melainkan sumber kekayaan sosial yang harus dirayakan. Dengan begitu, pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk melahirkan generasi yang berkeadilan sosial dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. 

Pada sila ketiga, Persatuan Indonesia, pendidikan berperan dalam memperkuat kesadaran akan pentingnya persatuan dan kebangsaan. Indonesia yang multikultural membutuhkan pendidikan yang mampu menanamkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap identitas nasional. Kurikulum yang berbasis Pancasila harus mampu mendorong peserta didik untuk memahami pentingnya menjaga persatuan di tengah keberagaman budaya, agama, dan bahasa. Hal ini relevan dalam menghadapi tantangan globalisasi yang kerap memunculkan ancaman terhadap kohesi sosial bangsa. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, sebagai sila keempat, mengajarkan nilai-nilai demokrasi yang inklusif dan dialogis. Dalam konteks pendidikan, nilai ini diterapkan dengan mengajarkan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan melalui musyawarah. Mereka diajak untuk menghargai perbedaan pendapat, mencari solusi bersama, dan mengutamakan kepentingan kolektif. Dengan cara ini, pendidikan tidak hanya membentuk individu yang kritis, tetapi juga menciptakan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menjadi prinsip terakhir yang menekankan keadilan dalam kehidupan masyarakat. Dalam pendidikan, sila ini diwujudkan melalui penyediaan akses pendidikan yang merata bagi semua kalangan, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi. Pemerintah dan lembaga pendidikan harus memastikan bahwa setiap anak bangsa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, sehingga mereka dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Filsafat pendidikan Pancasila memiliki implikasi besar dalam desain kurikulum, metode pengajaran, dan tujuan pendidikan di Indonesia. Kurikulum berbasis Pancasila harus dirancang untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai moral yang mencerminkan kepribadian bangsa. Guru sebagai ujung tombak pendidikan berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui pengajaran yang tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga pada proses pembentukan karakter peserta didik. Dalam menghadapi tantangan modern, seperti globalisasi, perkembangan teknologi, dan perubahan sosial, filsafat pendidikan Pancasila menjadi pedoman yang relevan. Nilai-nilai universal yang terkandung dalam Pancasila mampu menjembatani antara tradisi lokal dan tuntutan global. Generasi muda yang dibekali dengan pendidikan berbasis Pancasila diharapkan tidak hanya mampu bersaing secara global, tetapi juga tetap menjunjung tinggi identitas dan nilai-nilai kebangsaan. Dengan demikian, filsafat pendidikan Pancasila adalah elemen vital dalam pembangunan bangsa. Pendidikan yang berlandaskan Pancasila tidak hanya menghasilkan individu yang kompeten secara akademik, tetapi juga manusia seutuhnya yang memiliki moralitas, integritas, dan rasa tanggung jawab sosial. Implementasi yang konsisten dan komprehensif terhadap filsafat ini akan menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline