males ngomongin hal ini. tapi enek yang gak tertanggung mank harus di selesaikan secara jantan.
pemborosan luar biasa untuk pemilukada dki kali ini. dagelan dengan cost sosial dan cost duit yang ampun-ampunan.
lha kok iso ? opo ya ndak gitu. kenapa ndak dari dulu-dulu aja golkar sama pks itu gabung sama demokrat ? ga usah gaya sok bisa beresin jakarta, gak usah sok gaya, bisa menghilangkan miskin kumuh nya dki. coba kalau dari dulu bersatu, tak perlu banyak duit yang keluar hanya untuk menunjukkan borok masing-masing. duitnya bisa untuk apa aja.
orang politik itu pintar, pasti. ak gak bermaksud su'udhon, akan tetapi yang kulihat di depan mata dan sedang terjadi, menurutku adalah seperti itu. saat semua berlomba mencalonkan diri jadi dki 1, tujuan utama dari ke'pintar'an mereka adalah mendapatkan jatah kue terbanyak dari bancaan duit rakyat untuk persiapan ikut bancaan yang lebih besar. demi ambisi itu semua di halalkan untuk meraihnya, apapun cara dan kendaraannya, yang penting tujuan tercapai, mati anjiang lah apo nak di kecek urang.
jika kita kembali ke kampanye putaran 1 lalu, semua calon begitu bersemangat menyerang petahana, seakan-akan petahana adalah bisul yang harus di amputasi. ning opo hasilie ? ngisin-isini tenan. setelah di keroyok habis-habisan dan masih tetap tegak berdiri sang petahana, semuanya merapat dengan mulut berbuih-buih, ora nduwe isin.
mungkin ak salah,tapi yang kulihat bahwa, apapun gaya mereka, itu hanya intro, bedak dan lipstik untuk menutupi niat mereka sebenarnya, memperebutkan jatah untuk mendapatkan kue terbanyak dari bancaan duit rakyat.
tapi entahlah, menutupi dari apa ato siapa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H