Lihat ke Halaman Asli

Lely Tri Yuswanto

Design Teacher/Guru Pengerak 8/SMK Negeri 1 Tamanan

Bagaimana Seseorang Bisa Berubah dari Paradigma Stimulus-Respon kepada Pendekatan Teori Kontrol

Diperbarui: 7 Juli 2023   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : foto pribadi lely tri yuswanto

Kesadaran akan paradigma yang ada sangat penting untuk menyadari bahwa pendekatan Stimulus-Respon cenderung melihat perilaku seseorang sebagai reaksi langsung terhadap rangsangan eksternal. Hal ini mengimplikasikan bahwa individu tidak memiliki kendali penuh atas tindakan mereka dan cenderung merespons situasi dengan cara yang terprogram. Memahami bahwa terdapat alternatif lain, yaitu pendekatan teori Kontrol, merupakan langkah awal yang penting.  Karena paragidma stimulus respon memberikan pemahaman yang dampaknya pada saat itu saja tidak efektif dalam jangka panjang serta membuat seseorang patah semangat dalam menjalani kehidupannya. Dengan pendekatan teori kontrol mengajarkan kita untuk selalu bisa berpikir dan menerapkan sikap positif sehingga akan memberikan dampak positif pula dalam jangka panjang. 

Bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit, ubahlah sikap atau perilaku Kita. Namun bila kita ingin memperbaiki cara-cara utama kita, maka kita perlu mengubah kerangka acuan kita. Ubahlah bagaimana kita melihat dunia, bagaimana kita berpikir tentang manusia, ubahlah paradigma kita, skema pemahaman dan penjelasan aspek-aspek tertentu tentang realitas".

Dalam Stimulus Respon seolah-olah orang lain dapat kita kontrol, dapat kita kendalikan, sehingga kita dapat merubah seseorang menjadi apa yang kita inginkan. Tetapi pada Teorikontrol sangat bertolak belakang, sesuatu yang sedang kita kontrol sebetulnya tidak dapat kita kendalikan, karena yang dapat mengontrol adalah dirinya sendiri, bukan orang lain. Sesungguhnya setiap orang berperilaku memiliki tujuannya sendiri-sendiri. Kita harus memiliki suatu pola pikir yang lebih tertata agar kita mampu berusaha memahami pandangan orang lain tentang dunia. KItapun harus memahami jika seseorang berbeda pandangan dengan kita, serta tidak memaksakan pandangan kita kepada orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline