Lihat ke Halaman Asli

Rudi Mulia

Konselor

Akibat Tidak Punya Pengetahuan Untuk Pacaran

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seberapa banyak orang yang ingin memiliki pacar, tahu tentang pengetahuan dalam pacaran? pasti sedikit. padahal pengetahuan tentang pacaran sangat penting, mengapa? Supaya tidak salah langkah. Kalau kita sekolah untuk mendapatkan pengetahuan, lalu dimana kita mendapatkan pengetahuan tentang pacaran?  Memang ada sekolahnya? Bukankah kita bisa belajar sambil menjalankan alias sambil menyelam minum air. Tidak ada sekolah untuk pacaran namun untuk berpacaran dibutuhkan persiapan dan pengetahuan.

Apa saja pengetahuan yang bisa kita pelajari? Yang bisa kita pelajari adalah mengapa kita bisa jatuh cinta? Itu dimulai dari masa pubertas dimana keingintahuan mengenai seks mulai meningkat. Apa sih seks itu? Mengapa saya bisa suka sama dia ya? Mengapa saya selalu merindukan dia ya kalau mau tidur? Apa yang terjadi dengan diri saya, apa saya sudah jatuh cinta dengan dirinya?

Kalau itu yang sedang dirasakan berarti ada panah cinta yang masuk ke tubuh. Mengingatnya saja hati sudah berdebar-debar. Dekat sama dia saja jantung sudah berdegup kencang. Dipegang sama dia rasanya bau kentut seperti bau mawar. Di ajak pergi seperti sudah diajak mau nikah dan sebagainya

Nah ketika ada rasa cinta seperti ini bila tidak dikontrol dengan baik bisa menjadi bahaya. Makanya ada istilah cinta itu buta sehingga apa-apa tidak kelihatan, semua main tabrak saja tidak ada yang menuntun. Saking butanya di Amerika ada penelitian yang mengatakan 18-44 tahun 93% pria dan 80% wanita mengaku sudah tidak perawan lagi saat menikah dan parahnya selama 30 tahun dipelajari di Amerika banyk pernikahan berakhir dengan perceraian yakni 2 berbanding 3. Lalu dari 100 pernikahan hanya 5 saja yang bahagia, 10 cukup baik dan 85 sulit dikategorikan. Menyeramkan bukan?

Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia tidak kalah seramnya. Menurut BKKBN 63% remaja Indonesia (SMP dan SMA) sudah melakukan hubungan seks di luar nikah dan 21%  diantaranya melakukan aborsi. (hidayatullah.com)

Kalau melihat angka di atas rasanya tidak mungkin itu terjadi di Indonesia, negara yang adat timurnya masih kental. Namun fakta yang ada dilapangan menunjukan gejala anak remaja yang kehilangan keperawanan di usia muda, bahkan sudah mengalami pengguguran kandungan beberapa kali.

Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan yang benar tentang pacaran supaya kita bisa mempersembahkan yang terbaik kepada Allah. Kita tidak harus mengalami kegagalan dalam menyalurkan hasrat cinta kita kepada seseorang asalkan kita memiliki pengetahuan yang benar tentang pacaran. Dengan persiapan yang benar tentang pacaran, saya rasa setiap anak muda akan hidup benar dalam menjalin hubungan dengan pasangannya.

bersambung....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline