Lihat ke Halaman Asli

Rudi Mulia

Konselor

Saya Terpesona Melihat Kakek Ini

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_144019" align="aligncenter" width="620" caption="Gambar dari http://www.cbc.ca/news/canada/toronto/story/2011/10/16/fauja-singh-toronto-marathon321.html"][/caption] Ini berita sudah cukup lama namun saya baru membacanya karena link dari teman. Ternyata walau usia sudah tua alias tidak muda lagi tidak menjadi alasan buat kita untuk tidak membuat sejarah prestasi. Saya terpesona dan merasa malu dengan diri sendiri setelah membaca sebuah postingan tentang seorang kakek yang berumur 100 tahun mampu mengikuti lomba lari jarak jauh di sebuah event perlombaan. Untuk lebih lengkapnya selakan cek disini Fauja Singh pria kelahiran India dan bermukim di London ini tercatat sebagai pelari maraton tertua di dunia dan namanya kemudian dicantumkan dalam Guiness Book of Record. Pria tua kelahiran tahun 1911 ini berhasil menyelesaikan kejuaraan Scotiabank Toronto Waterfront Marathon dengan catatan waktu tempuh 8 jam dan 25 menit. Yang menarik lagi dari pria yang lebih tepat disebut kakek buyut ini, ternyata tidak pernah berlatih berlari hingga usianya mencapai 80 tahun. Dia berlatih lari sejak 11 tahun yang lalu setelah kematian istri dan anak lelakinya. Hebatnya, porsi latihan kakek ini adalah 10 mil perhari. Ckck..... jujur neh, saya saja kalau jalan beberapa mil saja sudah ngos-ngosan. Lah ini 10 mil perhari di usia yang sudah tidak segar lagi. Saya yang masih muda ini begitu malu dengan torehan prestasi kakek ini. Meski telah berusia senja, tetapi stamina Fauja Singh tetap terjaga. Dia mengatakan rahasia awet mudanya adalah kari jahe, teh dan selalu bahagia. Saya yang umurnya baru 1/3 dari umurnya ini malas olahraga dan jarang mencari makanan sehat. Kalau teman-teman melihat tubuhnya yang ringkih itu mungkin kita tidak percaya apa iya dia bisa melakukan itu. Tapi itu terjadi dan prestasinya telah diakui dunia.  Jadi memang benar peribahasa Jawa yang mengatakan "Don't judge the book by the cover" (baca sambil berlogat jawa tegal hehe...) kita tidak bisa melihat seseorang dari luar, karena ternyata apa yang ada di dalam itu lebih berharga daripada apa yang terlihat. NB: Untuk para kakek-kakek yang ada di kompasiana ini jangan kalah ya sama opa Fauja Singh ini. Semoga ada kakek buyut Indonesia yang bisa melewati torehan prestasi Fauja Singh. Selamat pagi, selamat berkarya dan jangan nyopet di jalan hehe....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline