Era ekonomi digital yang ditopang dengan kemudahan teknologi dapat menciptakan peluang baru yang menjanjikan. Kemudahan-kemudahan berbisnis era ini tidak hanya menguntungkan bagi pelaku usaha --dalam memasarkan produk/jasa, tapi juga bagi para pembeli saat mencari informasi.
Konekivitas yang terhubung melalui media sosial membuat informasi menjadi semakin cepat dan murah. Mengubah segala hal termasuk salah satunya adalah pekerjaan. Banyak pekerjaan baru muncul tanpa harus bekerja di Kantor pada umumnya. Pelaku usaha bahkan sudah tidak perlu menyewa toko untuk berjualan, cukup buka akun media sosial, produk-produk sudah bisa dijajakan di lini masa.
Alterantif baru kemajuan teknologi seperti ini perlu dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku usaha, khususnya UKM lokal supaya produk yang mereka tawarkan dapat dikenal lebih luas lagi. Semuanya sudah tersedia dalam genggaman, selanjutnya kita lah yang menentukan.
Kolaborasi dalam upaya meningkatkan daya saing
Kopiwriting bersama JNE kali ini mengangkat tema "UKM Lokal di Pasar Digital". Acara yang terselenggara di Kota Banjarmasin (22/08) ini dihadiri oleh Perwakilan JNE, pelaku UKM, dan Pemerintah Daerah sebagai Narasumber. "UKM Lokal di Pasar Digital" merupakan tema yang menarik dan pada akhirnya "memaksa" kita untuk melihat sudah sejauh mana para pelaku usaha kecil dan menengah masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital.
Acara dibuka oleh Depi Hariyanto, Pimpinan Cabang JNE Banjarmasin. Depi menjelaskan bahwa JNE terus melakukan inovasi dengan tujuan membantu pelaku UKM lokal untuk berkembang dan produk yang mereka tawarkan bisa dikenal tidak hanya di skala nasional tapi juga internasional.
Salah satu inovasi yang dilakukan adalah melalui Pesona JNE (Pesan Oleh-oleh Nusantara). Dengan menjadi vendor Pesona JNE, produk UKM lokal dapat dipromosikan luas ke seluruh Indonesia. Ia menambahkan, bahwa pihaknya juga terbuka untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah/Provinsi dalam membantu mempromosikan UKM lokal.
Kolaborasi. Kata yang cukup menarik buat saya. Kolaborasi yang baik akan menghasilkan sinergitas bagi pelaku usaha. Dalam upaya meningkatkan daya saing UKM --selain menjaga kualitas produk, diperlukan juga kolaborasi berbagai pihak supaya para pelaku usaha tidak merasa berjuang sendirian. Kolaborasi dapat dilakukan dengan Pemerintah Daerah/Provinsi atau pun mitra swasta.
Di Kota Banjarmasin, menurut data dari Doyo Pudjadi selaku Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdako Banjarmasin, dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa adanya tren positif pertumbuhan UKM lokal di Banjarmasin. Bahkan, pada satu kecamatan bisa sampai 5000 pelaku usaha. Perkembangan ini juga diimbangi dengan peningkatan kualitas dan mutu.
Selain itu ia juga menambahkan, dalam upaya peningkatan daya saing UKM, Pemerintah Daerah Kota Banjarmasin secara konsisten memberikan beragam fasilitas, seperti pelatihan seputar perizinan, permodalan, peningkatan skill dan kualitas produk sampai promosi melalui event skala nasional maupun internasional.
Setelah melihat perkembangan UKM di Kota Banjarmasin, peserta diajak untuk melihat apakah ada perkembangan yang sama terjadi di Kota lain di Kalimantan Selatan. Turut hadir, Muhammad Rustam selaku Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Naker Kota Banjarbaru. Tidak kalah dengan Banjarmasin, UKM di Kota Banjarbaru juga terdapat peningkatan yang signifikan.
Industri kreatif menjadi primadona di daerah Banjarbaru. Hal itu terbukti dengan terbentuknya beberapa kampung tematik. Sebagai contoh yang paling populer adalah Kampung Pejabat, yaitu singkatan dari Kampung Pengolah Jamu Loktabat. Kampung tematik ini merupakan sentra penjual jamu. Para pelaku UKM tidak hanya dapat mengembangkan usahanya tapi juga membantu meningkatkan potensi wisata daerah.