Lihat ke Halaman Asli

KAMIL ICHSAN

TERVERIFIKASI

Socio Hippies

Impian Indonesia, Impian Masyarakat Kita

Diperbarui: 29 April 2018   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa Impian Indonesia Dibukukan? adalah kalimat pembuka sekaligus pertanyaan yang diajukan oleh Maman Suherman selaku Moderator di Acara Launching dan Bedah Buku Impian Indonesia pada Kamis (05/11/15).

Impian Indonesia merupakan sebuah projek yang digagas oleh Tim Campaign.com dan dikampanyekan secara viral di media sosial. Tujuan kampanyenya sangat sederhana, yakni ingin mengumpulkan mimpi anak-anak (di) Indonesia, mengumpulkan donatur/perusahaan yang akan mewujudkan mimpi anak-anak Indonesia, dan menjadi awal suatu proses perubahan untuk menuju kehidupan yang lebih baik.

Acara yang bertempat di Aula Gedung Gramedia Matraman ini berlangsung hampir 3 jam, mulai pukul 13.00 sampai 16.00 WIB. Registrasi dibuka pada pukul 13.00 WIB.

Sebelum dimulai, para peserta diajak untuk berpartisipasi dalam workshop singkat membatik. Tidak perlu khawatir jika tidak bisa membatik, para peserta workshop akan dibimbing langsung oleh Mbak Niken Ayu, seorang seniman batik ternama. Peserta diajak untuk menuliskan impian-impiannya di kain batik. Setelah selesai, peserta boleh membawanya pulang sebagai cinderamata.

Tepat pukul 13.00 WIB, masuk sekumpulan anak-anak dari Yayasan Kampus Diakonia Modern (KDM) yang mempertunjukan kebolehannya memainkan angklung, pertunjukan tersebut sebagai hiburan sekaligus petanda bahwa launching dan bedah buku Impian Indonesia akan dimulai. 

Hadir para kreator di balik terbentuknya buku Impian Indonesia tersebut, seperti Dimas Prasetyo dari Tim Campaign, Ilustrator Gabriel Dias Agatha, Billy Boen, Perwakilan KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), penulis Wenny Artha Lugina dan Moderator acara, Maman Suherman.

Menjawab pertanyaan yang diajukan kang Maman saat membuka diskusi, kenapa Impian Indonesia Dibukukan?, Prasetyo menjelaskan bahwa dengan adanya buku ini diharapkan mampu menjadi pemantik minat baca dikalangan anak Indonesia. 

Tidak hanya itu, Sebagai Ilustrator, Dias bercerita tentang proses bangun rancang visual dibalik ilustrasi buku ini. Ia menjelaskan bahwa untuk menyelesaikan 40 ilustrasi ia menghabiskan waktu selama 2 Minggu.

Pernah suatu waktu dalam proses pewarnaan gambar, Dias menyelesaikan 3 gambar dalam waktu seharian. Banyak hasil karyanya yang terinspirasi oleh anak-anak, ia memlilih visual anak-anak karena dianggap lebih Jujur.

Wenny Artha selaku penulis bercerita, dalam proses menulisnya ia terinspirasi oleh kehidupan anak-anak jalanan. Ia teringat saat telah menyelesaikan kuliahnya di Tiongkok, saat sempat bingung, hal apa yang akan dia lakukan selepas kuliah.

Setelah melihat foto-foto Impian Indonesia pada kampanye yang dilakukan Campaign.com, ia pun terinspirasi untuk menuliskan dan menjadikannya sebuah buku.

Menceritakan pesan apa dibalik bahasa visual yang tersaji dalam foto-foto tersebut. Buku ini diharapkan mampu menjadi bukti nyata kepada semua pihak yang berkepentingan untuk dapat bermimpi dan mewujudkannya secara bersama-sama. Ia menambahkan, Intinya apapun jika punya impian, jangan menjadi pengecut, wujudkan!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline