Sepak bola adalah olahraga yang paling digemari disegala penjuru dunia termasuk dinegara Indonesia. Sepak bola seolah-olah menjadi olahraga serbaguna. Dengan sepak bola bisa menyatukan banyak hal dan bisa menunjang perekinomian.
Antusiasme soal sepak bola di Indonesia sangatlah besar sekali, tak perlu diragukan lagi. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya suporter dan klub-klub yang ada di Indonesia baik dalam naungan pssi maupun tarkam. Sayang sunguh sayang antusiasme akan sepak bola tak dibarengi dengan prestasi timnas garuda. Buruknya sistem yang ada di Pssi menjadi sebab utama.
Dimana sepak bola di Indonesia tak bisa maju dan berbicara banyak dikancak internasional. Buruknya pssi bisa dilihat dari banyaknya masalah yang tak bisa terselesekan. Mulai dari sepak bola gajah, urusan pelatih yang tak profesional dan lain sebagainya.
Bisa dikatakan pssi adalah tempat koruptor yang sangat terbuka. Kerinduan akan juara dan membangakan negara seolah-olah hannya anganan semata.
Bicara piala dunia mungkin hannya mimpi semata Indonesia bisa masuk piala dunia. Lihat saja piala aff 2018 yang baru saja usai dimana Timnas vietnam yang menjadi juara. Timnas Indonesia tak mampu berbicara banyak bahkan tak lolos dari fase grub. Hal ini bisa dilihat dimana pssi memecat pelatih luis mila sebelum timnas tampil digelaran aff dan mengantinya dengan Bima Sakti.
Persiapan yang mepet dan pemilihan pelatih yang asal-asalan yang dilakukan pssi menjadi sebab timnas gagal total di gelaran aff 2018. Harapan akan juara yang didamba-dambakan oleh masyarakat Indonesia seolah-olah hannya mimpi semata bila berkaca akan buruknya sistem pssi yang sekarang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H