Ema, jauh su dekat di hati, Di sini, tanah orang, beta jalan sendiri, Beta belajar, untuk raih mimpi, Tapi rindu ini tra bisa lari, Dari suara lembutmu, dari tatap mata sayangmu.
Setiap pagi beta bangun, dengar suara angin, Tra ada bau dapur yang biasa Ema bikin, Di tanah rantau ini, semua serba asing, Tapi hati ini, Ema, tetap di rumah, Karena rindu ini su jadi bagian dari beta.
Ema, di sini beta belajar kuat, Beta ingat pesan yang Ema selalu ajar, Biar jauh, biar berat, Tra boleh kalah, tra boleh menyerah, Beta harus pulang bawa bangga, bawa ilmu.
Bapa, beta juga ingat suara beratmu, Yang selalu bilang, "Jaga diri baik-baik, anak." Di setiap langkah ini, nasihatmu ikut beta, Dari tanganmu yang keras bekerja, Beta tahu, ada harap besar yang bapa titipkan.
Setiap malam beta pandang langit, Bintang-bintang ini, Ema, Bapa, mungkin sama deng bintang di kampung, Beta kirim doa deng rindu lewat angin malam, Semoga Ema dan Bapa rasa, Di sini, beta tetap anakmu, yang selalu ingat.
Ema, Bapa, tunggu beta di rumah, Beta akan pulang, bawa cerita, bawa cita, Bawa cinta dan rindu yang su lama terpendam, Di sini, beta kuat, Karena rindu ini adalah jalan beta untuk pulang.
Jean kabellen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H