Sleman -- Peternakan Ayam Fungsional JATAM Difabel Bejen kembali menerima kunjungan edukasi yang bertujuan untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi berkelanjutan. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (30/11/2024) ini dihadiri oleh sekitar 25 delegasi dari berbagai cabang Lazismu di Jawa Timur. Kunjungan tersebut dilaksanakan langsung di balai peternakan, dengan suasana yang penuh kehangatan dan diskusi produktif antara pihak peternakan dan Lazismu.Kegiatan diawali dengan sambutan oleh Anindhia, anggota Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah. Dalam sambutannya, Anindhia mengapresiasi kehadiran Lazismu Jawa Timur, yang tidak hanya mempererat hubungan silaturahmi, tetapi juga membuka ruang bagi pertukaran ide dan gagasan terkait pemberdayaan masyarakat melalui ekonomi yang berkelanjutan.
"Kami berterima kasih atas kunjungan Lazismu Jawa Timur. Selain mempererat silaturahmi, kunjungan ini diharapkan menjadi ajang berbagi gagasan tentang metode pemberdayaan ekonomi berbasis keberlanjutan," ujar Anindhia.
Kunjungan tersebut juga mendapat sambutan hangat dari perwakilan Lazismu Jawa Timur, Suharyo. Ia menyatakan bahwa Peternakan Ayam Fungsional JATAM Difabel Bejen menjadi contoh nyata bagaimana semangat dan usaha yang tak kenal lelah dapat menghasilkan prestasi yang membanggakan.
"Peternakan Ayam Fungsional JATAM Difabel adalah bukti nyata bahwa dengan tekad yang bulat, semangat yang kuat, dan usaha yang terukur, hasil yang luar biasa bisa tercapai. Dalam waktu yang relatif singkat, peternakan ini telah meraih banyak pencapaian, termasuk sertifikasi internasional dari HCAF," ungkap Suharyo
Zainul, Bendahara PWM Jawa Timur, menambahkan bahwa program Telurmoe yang digagas oleh peternakan ini merupakan langkah pemberdayaan ekonomi yang luar biasa. Menurut Zainul, teknik pemasaran yang tepat telah membuat produk telur ini diminati pasar.
"Telurmoe adalah langkah pemberdayaan berbasis ekonomi yang sangat istimewa. Dengan teknik pemasaran yang tepat, telur ini telah berhasil menarik minat pasar. Semoga fasilitas di peternakan ini terus berkembang dan dapat menjangkau lebih banyak orang di luar sana," tambah Zainul.
Setelah sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif yang penuh antusiasme. Dalam diskusi ini, peternakan memberikan pemaparan mendalam mengenai proses pemeliharaan ayam, mulai dari perawatan hingga pengambilan telur. Peserta yang hadir aktif mengajukan pertanyaan, yang menjadikan diskusi semakin hidup dan informatif.
Sebagai penutupan acara, para peserta diajak untuk melakukan tur langsung ke kandang ayam, di mana mereka dapat melihat secara langsung bagaimana proses pemeliharaan ayam dan pengambilan telur dijalankan. Kegiatan ini memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai praktik di lapangan, serta bagaimana peternakan ini mengimplementasikan pemberdayaan masyarakat difabel dalam operasionalnya.
Kunjungan ini menjadi contoh konkret kolaborasi antara sektor masyarakat, lembaga sosial, dan usaha berbasis pemberdayaan ekonomi yang dapat dijadikan model bagi inisiatif serupa di berbagai daerah. Peternakan Ayam Fungsional JATAM Difabel Bejen terus menunjukkan bahwa dengan kerjasama dan semangat yang kuat, pemberdayaan masyarakat melalui sektor ekonomi berkelanjutan dapat memberikan dampak positif yang signifikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H