Sragen -- Ketua Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Pusat, Hadi Sutrisno, menegaskan pentingnya konsolidasi nasional JATAM dalam merapikan barisan organisasi kelompok tani di seluruh Indonesia. "Pedoman pembentukan JATAM yang telah disahkan pada Rakernas di UMP menjadi acuan bagi kita. Konsolidasi ini sangat penting untuk menjaga derap langkah bersama, karena JATAM sudah menjadi program nasional. Semua wilayah di Indonesia harus segera membentuk wadahnya," ujar Hadi Sutrisno dalam Sosialisasi dan Sarasehan Jamaah Tani Muhammadiyah di Sragen, Sabtu (07/09) bertempat di gedung Trensains Sragen.
Senada dengan itu, Wakil Sekretaris Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, Qomaruddin, menambahkan bahwa MPM terus mendukung penguatan kelompok tani di Sragen dengan bantuan 1.000 bibit pisang Cavendish. "Ini adalah bagian dari upaya pemberdayaan yang terstruktur dan berkelanjutan, untuk memastikan JATAM dapat terus berkembang dan mandiri," jelasnya.
Acara yang diselenggarakan di Gedung Trensains Sragen ini, dihadiri oleh 120 peserta perwakilan dari berbagai cabang PD Muhammadiyah Sragen, dan didukung oleh Astra melalui Program Desa Sejahtera Astra. Dengan mengusung tema Pengembangan Pisang Cavendish, kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pertanian organik yang ramah lingkungan, tanpa penggunaan pupuk dan pestisida kimia.
Fathur, Ketua MPM Wilayah Jateng, dalam presentasinya menekankan pentingnya peran MPM sebagai UPP (Unsur Pembantu Pimpinan) dalam Muhammadiyah. "Tugas utama MPM adalah memberdayakan masyarakat, terutama di kalangan petani yang masih hidup dalam keterbatasan. Melalui JATAM, kita mengaktualisasikan spirit Al-Qur'an, bergerak atas panggilan hati untuk menciptakan manajemen pemberdayaan yang terintegrasi dari hulu ke hilir," katanya.
Sarasehan ini juga menyoroti peran Trensains Sragen sebagai pusat pengembangan embrio pisang Cavendish. Jimmy Sudaryanto, Ketua MPM PD Muhammadiyah Sragen, dalam sambutannya menjelaskan bahwa Trensains siap berkontribusi dan berkolaborasi dalam program ini, "Trensains adalah tempat awal pengembangan embrio pisang Cavendish yang sudah melalui proses repening. Dari sini, pengembangan terus dilakukan dengan dukungan PP Muhammadiyah," ucap Jimmy
Selain itu, Roni, Direktur Trensains, memaparkan kontribusi Trensains dalam pengembangan produk pisang Cavendish. "Awalnya kami menanam 450 pohon, kemudian berkembang menjadi 1.600 pohon. Setelah itu, kami mulai berpikir tentang pasarnya, dan dari sinilah muncul ide untuk repening pisang ini," ujarnya.
Acara dibuka secara resmi oleh Azis, Ketua PD Muhammadiyah Sragen, yang berharap kegiatan ini membawa semangat baru bagi para peserta. "Saya doakan kegiatan ini berjalan lancar dan menjadi langkah awal untuk masa depan yang lebih cerah bagi kita semua," tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H