Lihat ke Halaman Asli

Sandika Wandara

Aktivis, Penulis dan Wiraswasta

Bersatu dan Berani Bermimpi: Warisan Sumpah Pemuda

Diperbarui: 3 November 2024   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: sandika wandara

Sumpah Pemuda adalah tonggak persatuan yang menjadi pemantik bagi generasi muda untuk terlibat dalam pembangunan bangsa. Tanggal 28 Oktober 1928 pada Kongres II ada 3 Ikrar yang di ucapkan oleh pemuda Indonesia sebagai semangat persatuan pemuda Indonesia.

1. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sumpah ini tidak sekadar janji, tetapi panggilan untuk generasi demi generasi agar berkontribusi tanpa batas. Kini, hampir satu abad berlalu, tantangan yang dihadapi bangsa ini tentu berbeda dari zaman para pemuda 1928. Globalisasi, perubahan teknologi, dan isu-isu seperti lingkungan, pendidikan, hingga ketimpangan sosial menjadi tantangan baru bagi generasi sekarang. Namun, semangat untuk berkontribusi tetap sama.

Pemuda adalah tulang punggung kemajuan bangsa, dan berkarya menjadi salah satu cara untuk mewujudkan potensi mereka. Berkarya bukan hanya berarti menciptakan sesuatu, tetapi juga berani mengambil peran, berinovasi, dan membawa perubahan positif. 

Dengan karya, pemuda dapat memberi dampak bagi lingkungan, masyarakat, bahkan bangsa secara luas. Sebagai generasi muda, penting untuk selalu bertanya, Apa yang bisa saya berikan untuk bangsa Indonesia?

Pemuda hari ini memiliki peran besar sebagai agen perubahan. Pemuda dapat berkontribusi dari hal kecil seperti menulis, membuat konten positif, berkarya di bidang seni, hingga berwirausaha, semua ini adalah kontribusi nyata. 

Dengan akses pengetahuan dan teknologi yang semakin terbuka, pemuda Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk membawa pengaruh positif, tidak hanya dalam lingkup lokal, tetapi juga nasional dan internasional.

Pemuda juga dapat melestarikan warisan budaya dengan cara-cara kreatif. Misalnya, mereka bisa mengenalkan budaya tradisional melalui media sosial, menggelar festival budaya, atau membuat konten kreatif untuk melestarikan bahasa dan adat daerah.


Banyak pemuda yang tergerak oleh panggilan Sumpah Pemuda untuk terus berkontribusi, walaupun menghadapi keterbatasan sumber daya atau tantangan lingkungan. 

Inilah yang membuat peran pemuda menjadi sangat kuat, mereka tidak membatasi kontribusi pada faktor materi, tetapi pada rasa cinta dan tanggung jawab untuk bangsa. Sumpah Pemuda mengingatkan kita semua bahwa batasan hanya ada dalam pikiran. Dengan bersatu dan memiliki tekad yang kuat, pemuda Indonesia bisa berkontribusi tanpa batas untuk masa depan bangsa yang lebih cerah dan maju.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline