Lihat ke Halaman Asli

Sandika Wandara

Aktivis, Penulis dan Wiraswasta

Puisi: Rindu yang Tersisa

Diperbarui: 2 November 2024   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 sumber gambar: Sandika Wandara

Puisi : Rindu yang Tersisa
Karya: Sandika Wandara

Kudengar tawa itu, bukan milikku,  
Di sampingnya kau tersenyum tanpa beban,  
Langkah kita yang dulu berpadu,  
Kini hilang dalam jejak yang tak tertahan.  

Dia menggenggam tanganmu dengan lembut,  
Mendengarkan kisah yang mungkin ku tahu,  
Entah apa yang kini ku sebut,  
Selain rindu yang berbalut pilu.  

Kau dan aku, dua bayang dalam kenangan, 
Yang kini terpisah oleh waktu dan harapan,  
Namun kuucapkan selamat dalam diam,  
Pada hatimu yang telah menemukan pelabuhan.  

Biarlah aku tinggal dalam senyap,  
Menyulam kembali mimpi yang terpisah,  
Dan semoga senyummu tetap abadi,  
Meski tak lagi bersama di jalan ini.

Jambi, 2 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline