Lihat ke Halaman Asli

KABAR GMNISULBAR

Media Aspirasi dan Pemberitaan GMNI se-Sulbar

Pemda Mamasa Tidak Mau Temui Massa Aksi, Mahasiswa Merasa Kecewa

Diperbarui: 18 November 2021   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Massa Aksi di Depan Kantor Bupati Mamasa. (Dok. Pribadi) 

Penulis : Sarinah Veny

Mamasa - Sejumlah mahasiswa Mamasa yang tergabung dalam Front Pelajar Mamasa Menggugat (GMNI, GMKI, dan GRD), menggelar aksi demonstrasi pada hari Rabu, 17 November 2021. Aksi demonstrasi dilaksanakan di depan Gedung Kantor Bupati Mamasa sebagai refleksi peringatan Hari Pelajar Internasional.

Aksi yang digelar tidak hanya kegiatan serimoni semata, melainkan ada beberapa tuntutan yang harus disampaikan kepada pemerintah terkait dengan masalah sosial hari ini, khususnya masalah pendidikan.

Rihardes selaku Korlap dari GMNI pada aksi tersebut menjelaskan, "aksi yang kami lakukan hari ini sebagai bentuk refleksi untuk peringatan Hari Pelajar Internasional. Namun, kami merasa kecewa karena beberapa tuntutan dari kami tidak direspon baik oleh Pemda," tegas Rihardes selaku Korlap dan aktivis GMNI itu.

Lebih lanjut, Rihardes menambahkan, "kami sebenarnya akan memberikan tawaran kepada Pemda untuk bisa bertemu dengan Bupati Mamasa. Namun, ternyata hasil kesepakatan tidak sesuai dengan konsolidasi," tambah Rihardes.

Pada kesempatan itu, Bupati Mamasa hanya menemui massa aksi di luar ruangan. Tetapi, dengan catatan hanya diberi kesempatan untuk membacakan tuntutan, selanjutnya akan dijawab oleh Bupati, setelah itu semuanya selesai dan tidak ada lagi tanya jawab.

Massa aksi berharap agar tuntutannya dapat disampaikan dan diskusikan bersama pemerintah untuk menghasilkan solusi. Atas alasan itulah, massa aksi menolak tawaran dari Bupati.

Selanjutnya, tawaran kedua dari Pemda, hanya mengizinkan perwakilan 7 orang dari massa aksi untuk masuk ke ruangan. Padahal, massa aksi menilai ruangan pola kantor Bupati itu sebenarnya mampu menampung sampai 24 orang.

"Kami sepakat agar Bupati Mamasa menemui kami di luar ruangan, dengan catatan ada tanya jawab untuk melahirkan sebuah solusi. Namun, pihak Pemda tidak sepakat usul itu, sehingga kami pulang dengan kekecewaan," pungkas Rihardes.

"Kami selaku Mahasiswa tidak percaya lagi kepada Pemda hari ini, Pemda sudah tidak menerima keluh kesah dari dari rakyat dan mahasiswa," tutupnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline