Lihat ke Halaman Asli

Kelinci: Renungan Sebelum Ternak

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Quantcast

-Renungan Sebelum Memulai Usaha Kelinci

Berikut saya sumbang tulisan untuk diketahui para calon pemelihara kelinci. Buat saya prinsip semacam ini penting untuk dipahami para pemula agar tidak gegabah dalam usaha kelinci. Saya melihat banyak yang terlalu percaya diri merasa mampu. Itu memang bagus karena tanpa rasa optimisme dan kepercayaan diri  kita akan sulit meraih kemajuan. Tetapi rasa percaya diri tanpa bekal bisa jadi senjata makan tuan. Maka pentingnya buat kita untuk merenungkan sejenak beberapa hal berikut ini agar kita tidak mengikuti kegagalan-kegagalan pemelihara sebelumnya.

1). Yakinlah bahwa kelinci itu adalah potensi terbesar di dunia. Potensi itu bisa untuk tujuan penghasil daging sehat, pupuk hebat, kulit sehat dan bulu terbaik. Ketiga hal ini akan menjadi peluang mendulang uang yang sangat luar biasa. Potensi lain di luar produksi tersebut ialah bahwa pada dasarnya pemeliharaan kelinci bisa dilakukan mulai dari kecil (dengan modal kecil), bisa juga dengan modal besar. Ketiga, persaingan belum ada. Yang terjadi justru kekurangan pasokan; bahkan untuk bibit yang baik pun masih kurang.

2). Yakinlah bahwa potensi sebesar dan sehebat apapun, termasuk potensi yang kita miliki, -yakni otak, fisik dan jiwa kita,-jika tidak dikelola secara baik dan tepat niscaya bukan lagi sebagai potensi. Di sini saya ingin menegaskan bahwa untuk mengelola potensi kelinci jangan dilihat sembarangan. Potensi kelinci tak bisa dilihat sebagaimana hewan domba/kambing atau sapi, juga ayam. masing-masing tidak bisa disamakan, sekalipun beberapa hal memiliki kesamaan. Untuk mencapai pemahaman hakiki kelinci kita tak usah sibuk berbanding-banding dengan hewan ternak lain. Pahami saja dulu secara mendasar kelinci.

3) Di atas keyakinan potensi dan keyakinan bahwa potensi itu bisa diraih menghasilkan sesuatu yang luar biasa, mestinya kita juga tidak berlaku emosional. Sikap emosional menyatakan kelinci menarik dan suka, atau sikap gegabah dengan mengatakan memelihara kelinci mudah, termasuk sikap gegabah mengatakan sulit mengelola kelinci harus ditinggalkan. Masukilah wilayah etos kerja yang baik dengan meletakkan dasar menarik ilmu pengetahuan secara mendalam. Jangan buru-buru membeli kelinci sebelum prinsip-prinsip pemeliharaan kelinci domestik dipahami secara baik karena itu hanyalah akan membantai kelinci. Jangan hanya karena membaca satu dua artikel langsung tancap gas belanja kelinci. Bersabarlah sejenak dengan mengunjungi peternak yang sudah lama berjalan. Berbagai ragam literature, mulai dari internet, buku dan majalah/surat kabar mesti dibaca. Tundalah niat anda membeli kelinci barang beberapa minggu. Dalam usaha pemula ini, prinsip lebih cepat lebih baik tidak berlaku. Pengalaman membuktikan mereka yang tergesa-gesa sering gagal. Satu contoh, mereka tidak bisa memilih induk yang baik.

4) Saya tidak menakut-nakuti. Saya juga tidak mempersulit. Bagi saya, sebuah usaha tidak perlu dilihat sulit-mudahnya. Semua pasti memiliki kesulitan, semua pasti memiliki kemudahan. Hilangkan saja paradigma ini. Ganti dengan paradigma prasyarat. Apakah itu? Ialah prinsip bahwa segala sesuatu yang hendak dilakukan itu mesti dilihat syarat-syarat dasar kebutuhannya. Otak kita masih kosong, maka isi dulu dengan ilmu pengetahuan. Pengalaman kita juga melompong. Maka solusinya jelas, perlu berlatih dengan cara magang dan seterusnya.

http://kelinci.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline