Lihat ke Halaman Asli

MSF Dilatih Monitoring Implementasi Perwako KIA

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1415293019213076343

[caption id="attachment_352114" align="alignnone" width="630" caption="Diskusi kelompok, workshop Pereako KIA."][/caption]

JURNALIS WARGA, SINGKAWANG - Menindaklanjuti pertemuan review dan verifikasi hasil monitoring janji perbaikan layanan publik pada 23 September 2014, USAID - KINERJA melalui PPSW Borneo, melakukan advokasi keberlanjutan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik di Kalimantan Barat, dengan mengadakan Workshop Monitoring Implementasi Perwako untuk Perbaikan Layanan Publik KIA, di Aula Bappeda Kota Singkawang, Kamis (6/11).
Secara garis besar, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan MSF (Multi Stakeholder Forum) atau Forum Multi Pihak Peduli Bidang Kesehatan untuk berpartisipasi dalam monitoring implementasi Perwako KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di Kota Singkawang. Secara spesifik, monitoring yang akan dilakukan nantinya, bertujuan untuk mengetahui dan memantau realisasi pelaksanaan mandat dari Perwako Singkawang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif.
Sri Wahyu Nengsih, Fasilitator Daerah, membidang MSF mengatakan, peserta yang hadir diantaranya Bappeda, Dinkes, Perwakilan RSUD Abdul Azis, 3 puskesmas mitra dan MSF (Singkawang Utara, Selatan dan Barat), dan CBS.
Pada sambutannya, Djoko, Kabid Yankes, Dinas Kesehatan Kota Singkawang, menyampaikan Perwako sudah dibuat, mau tidak mau kita mesti mengawal implementasinya, dan sejauhmana implementasinya telah dijalankan.
"Mau tidak mau kita harus mengawal Perwako ini. Intinya bagaimana IMD dan ASI Ekslusif bisa terlaksana dengan baik,"tambahnya.
Acara workshop dibuka oleh Sutiarno, Sekretaris Bappeda Kota Singkawang. Dia menuturkan, dibalik Perwako KIA, sebenarnya ada investasi besar yang kita persiapkan, yakni kualitas generasi kedepan.
Sutiarno menanyakan kepada peserta yang hadir, apakah kawan-kawan sudah membaca perwako ini? Sebab, ini menjadi tanggung jawab berbagai pihak. Oleh karenanya, kita harus sudah mengetahui isi perwako.
"Setiap tenaga kesehatan dilarang memberikan susu formula bagi bayi...," sambungnya membacakan salah satu pasal dalam Perwako.
Dia melanjutkan, tidak semua ibu mengetahui tahapan saat setelah melahirkan. Nah, di sinilah peran dan tanggung jawab tenaga medis memberikan pemahaman terhadap ibu-ibu hamil, dan MSF pun diharapkan dapat berperan aktif membantu mensosialisasikan hal ini di masyarakat.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh STTA MSF Kalbar, Erni. Sebagai orang yang membidangi pada penguatan MSF, kali ini dia memaparkan instrumen monitoring Perwako KIA di Singkawang.
Dia menjelaskan bahwa instrumen ini kelak akan diaplikasikan di setiap unit penyedia layanan, tiga puskesmas mitra.
"Di dalam instrumen, terdapat poin-poin mandat Perwako. Jika mandat sudah terealisasi, tinggal contreng kolom SUDAH, dan dijelaskan dengan keterangan kegiatan. Jika belum, maka contreng pada kolom BELUM, kemudian dijelaskan di kolom Rencana Tindak Lanjut,"
imbuh Erni dalam workshop. Abror (JW)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline