Lihat ke Halaman Asli

Juwita Permatasari

Universitas Kebangsaan Republik Indonesia

Alasan Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut

Diperbarui: 19 Oktober 2023   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada tahun 2009, Jepang dilanda Gempa Bumi dan Tsunami yang sangat merusak di Fukushima, sebuah negara kepulauan rawan gempa. Meskipun telah terbiasa dengan gempa, kejadian tersebut mengakibatkan kerusakan serius pada pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima. Pemerintah Jepang berhasil mengevakuasi 154.000 warga dan menetapkan zona evakuasi 30 kilometer dari PLTN. Meskipun tidak ada korban jiwa, IAEA menyamakannya dengan tragedi Rusia.

Dampak dari gempa ini adalah overheat reaktor Fukushima yang memerlukan pendinginan terus menerus dengan air, yang kemudian menjadi limbah radioaktif. Sejak 2011, Jepang telah mengalirkan limbah ini dan jumlahnya mencapai 1,32 juta metrik ton. Setelah konsultasi dengan lembaga nuklir PBB, Jepang memutuskan untuk membuangnya ke laut, dianggap sebagai solusi satu-satunya sesuai standar internasional.

Namun, beberapa negara tetangga Jepang seperti Korea Selatan, Korea Utara, dan China menolak keputusan ini karena dianggap berbahaya. China berpendapat bahwa air limbah masih berbahaya. Beberapa negara, termasuk Hong Kong, melarang impor produk perikanan dari daerah terkontaminasi di Jepang. Korea Utara mengutuk tindakan Jepang sebagai tidak manusiawi dan merusak bumi, meminta komunitas internasional untuk menghentikannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline