Lihat ke Halaman Asli

Juwita Sari Rizky

Mahasiswa Pariwisata UGM

Wedang Tahu Si Banyak Manfaat

Diperbarui: 28 Juni 2023   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta

Makanan menjadi topik yang sangat menyenangkan, apalagi makanan yang akan diceritakan adalah makanan kesukaan yang memiliki sejarah yang menarik. Dahulu ketika belum ada alat komunikasi, ajaibnya makanan bisa menjadi alat komunikasi antar individu. Maka dari itu tidak aneh lagi bahwa akulturasi budaya melalui makanan banyak terjadi apalagi di Indonesia. Akulturasi makanan Tionghoa di Indonesia sudah sangat lumrah, salah satunya adalah kembang tahu atau orang Jogja sering menyebutnya dengan wedang tahu.  

Sumber: CNN Indonesia

Makanan ini populer di Tainan, Taiwan dengan sebutan tauhue yang diambil dari dialek Hokkien. Sajian kembang tahu tiap negara berbeda-beda, misalnya di Taiwan, menggunakan topping manis seperti kacang tanah, kacang merah, oatmeal, sirup jahe, dan sirup almond. Namun, meskipun masih di wilayah yang sama dengan China, Hubei memiliki sebutan yang berbeda, yaitu doufunao () atau doufuhua () dan hanya disajikan dengan gula saja.

Di Hong kong, kembang tahu dibuat secara tradisional dengan dalam timba kayu dan dianggap sebagai bagian dari dimsum. Biasanya disajikan dengan pasta kacang hitam atau santan meski tidak jarang juga disajikan dengan sirup jahe manis. Uniknya, kembang tahu khas Sichuan dijual dengan tongkat pikul atau gerobak sepeda dan disajikan dengan rasa asin. Topping yang dipakai biasanya minyak cabai, kecap, andaliman, daun bawang, kacang, atau bahkan dikonsumsi dengan nasi putih. Sama seperti di Sichuan, kembang tahu di daerah Tiongkok Utara tidak disajikan dengan manis. Biasanya kembang tahu memakai kuah kecap yang gurih dengan isian sayuran asin, taburan daun bawang atau daun ketumbar, taburan udang kecil atau rebon kering sebagai topping sehingga rasanya gurih. Bentuk tahu dan rasanya memang sama tapi perpaduan berbeda. Penyajian wedang tahu di Tiongkok pun ditambahkan dengan cakwe dan mantau. Jika melihat dari penjelasannya kembang tahu asli Tiongkok bukanlah minuman, melainkan makanan atau lauk berkuah.

Konon, kembang tahu masuk ke Indonesia pada akhir abad ke-19 pertama kali di Semarang yang dibawa oleh seorang imigran Tiongkok yang bernama Ong Kiem Nio. Dalam bahasa Mandarin kembang tahu disebut douha (). Selain itu, kembang tahu juga memiliki banyak nama khas di beberapa daerah seperti tahok di Solo, tahwa di Jawa Timur, bubur tahu di Kalimantan Barat, kembang tahu di Bangka Belitung dan Kalimantan Selatan. Di Jogja sendiri, kembang tahu lebih dikenal sebagai wedang tahu. Menurut sumber yang kutemukan, dahulu mulanya penjual kembang tahu di Semarang menjajakan minuman ini dengan dengan cara dipikul. Untuk menarik perhatian, biasanya penjual akan membunyikan kentongan kecil yang dipukul kayu. Iya benar, di Indonesia, kembang tahu ini lebih dianggap sebagai minuman karena disajikan dengan kuah jahe seperti halnya wedang ronde. Seiring berjalannya waktu, cara berjualan wedang tahu mulai berbeda. Saat ini wedang tahu dijajakan menggunakan gerobak atau membuka stand kecil dan menjualnya dengan cara berkeliling atau di pinggir jalan.

Pada akhir tahun 2019, kali pertamanya aku mencoba wedang tahu yang  ketika itu cukup viral di media sosial. Pagi hari setelah selesai olahraga, aku memberanikan diri untuk mampir ke Wedang Tahu Bu Kardi yang berlokasi di dekat Pasar Jalan Asem Kranggan, sebrang Gudeg Yu Djuminten. Beliau sangat ramah dan banyak bercerita kepadaku saat menyiapkan pesanan. Beliau bilang kalau rumahnya di daerah Godean dan mempersiapkan jualannya sejak pagi buta. Wedang Tahu Bu Kardi merupakan salah satu warung kaki lima yang konsisten menjajakan minuman tradisional sejak 14 tahun lalu hingga saat ini masih eksis dan menjadi buruan pecinta minuman hangat baik dari warga lokal maupun wisatawan.

Sukardi (54) yang biasa disapa Bu Kardi ini sudah menekuni usaha wedang tahu sejak tahun 2008. Diceritakannya hingga sekarang ini bersama anggota keluarganya sudah memiliki empat lapak usaha wedang tahu. Lokasinya ada di Jalan Asem Gede Kranggan dan Pasar Pathuk yang buka mulai pukul 07.00 hingga 10.30 pagi. Sementara dua lapak lainnya di depan Mirota Godean dan Jalan Pramuka Umbulharjo yang buka sore hari pukul 16.00 WIB sampai pukul 21.00 malam. Bu Sukardi menjelaskan bahwa wedang tahu ini adalah minuman tradisional yang terbuat dari sari kedelai yang kemudian disisir tipis-tipis dan diberi siraman air jahe. Air jahenya sendiri dibuat dengan gula jawa sehingga memberikan sensasi manis dan memiliki warna gelap. Satu porsi wedang tahu di lapak Bu Kardi dibanderol dengan harga tujuh ribu rupiah saja. Dalam satu hari biasanya Bu Sukardi bisa menjual hingga 150 porsi dengan menghabiskan dua panci wedang tahu. Sementara jika akhir pekan atau hari libur bisa dua kali lipat.

 Setelah selesai menyiapkan pesananku, tiba saatnya the moment of truth mencoba wedang tahu yang viral ini apakah benar seenak itu atau biasa saja. Ketika ku coba, rasanya cukup unik. Mungkin karena pertama kali lidahku merasakan rasa yang seperti ini. Tahunya memiliki tekstur yang lembut bercampur dengan manis dan hangatnya kuah jahe memberikan sensasi yang luar biasa. Meskipun cita rasanya hampir sama dengan wedang ronde, tetapi rasa tahu yang khas langsung melebur di mulut tentu menjadi pembeda antara kedua minuman ini. Namun, aku kurang suka jika tahu yang dimakan tidak dibarengi dengan kuah jahenya karena rasanya cukup aneh di mulutku. Rasa tahu tanpa kuah jahe hanyalah tahu biasa, hambar.

Sumber: Harian Jogja

Selain rasanya yang enak, ternyata wedang tahu ini juga memiliki berbagai manfaat apabila dikonsumsi, yaitu (1) sumber protein yang sangat baik; (2) menurunkan tekanan darah atau mencegah hipertensi; (3) mencegah tersumbatnya pembuluh darah; (4) mencegah penyakit jantung; (5) meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migrain; (6) mencegah mual dan muntah; (7) membuat lambung dan perut menjadi nyaman; (8) menghangatkan badan. Kandungan gizi wedang tahu yang disajikan dalam 100 gram memiliki total 380 kkal yang terdiri dari lemak 13,80 gram, protein 48,90 gram, dan karbohidrat 23,30 gram. Oleh karena itu, banyak pelanggan yang setiap hari datang baik di pagi maupun sore hari ke lapak Bu Sukardi untuk menyantap wedang tahu sebagai sarapan atau menjadi bekal bawaan ke kantor. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline