Lihat ke Halaman Asli

Memaknai Pergantian Tahun dengan Mengingat Kematian

Diperbarui: 31 Desember 2021   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.pexels.com/photo/brown-wooden-framed-hour-glass-7954867/

Tahun baru 2022, sudah di depan mata. Semua orang biasanya merayakan pergantian tahun dengan berbagai tradisi mulai dari makan bersama dengan bakar-bakar ikan, kumpul bersama kerabat dan  keluarga, menonton Film marathon hingga dini hari dan juga tradisi yang paling identik dengan pergantian tahun baru adalah dengan  menyalakan kembang api tepat di detik-detik pergantian tahun pada tengah malam. Aktivitas pergantian tahun baru identik dengan aktivitas yang bersenang-senang dan meriah karena memang momentum pergantian tahun baru hanya bisa di lakukan setahun sekali sehingga semua orang tak mau menyia-yiakan moment pergantian tahun baru.

Tetapi, pernahkah di moment pergantian tahun.  kita memberikan waktu lebih untuk mencoba memikirkan dan memaknai pergantian tahun dengan mengingat kematian? Apakah di tahun baru ini masih di berikan kesempatan untuk berbuat kebaikan ataukah waktu kita sudah habis? Lantaskah sudah siapkah bekal yang akan kita bawa nantinya di masa depan akherat?


Sepanjang tahun 2021 tidak pernah bisa di lupakan karena setahun ini sudah banyak goresan warna yang di lalui. Entah itu warna cerah ataupun gelap, namun tetap saja semua peristiwa yang sudah di lalui memberikan makna berarti dalam hidup agar bisa kuat dan survive di tahun 2022. Tahun 2021 adalah tahun kedua pandemic Covid-19. Pada pertengahan tahun 2021 tepatnya di bulan Juni-Juli Indonesia di hantam gelombang ke dua dengan masuknya virus varian Delta di indonsia. Virus varian Delta ini sangat-sangat mudah tertular dan mematikan. Berdasarkan data yang di publish oleh satgas Covid-19, Jumlah kumulatif kematian Covid-19 selama periode 1-29 Juli sudah mencapai 32.061 kasus. Jumlah itu empat kali lipat lebih banyak dibandingkan Juni 2021 dengan total 7.913 kasus kematian. 


Tak hanya melihat berita jumlah pasein yang terpapar dan kasus kematian di media sosial, bahkan kasus kematian dari orang terdekat: teman, sahabat, dan keluarga kita sendiri yang terpapar oleh virus varian delta. Penulis sendiri dan keluarga kecil saat itu terpapar oleh virus varian delta ini. Setiap hari Perasaan takut selalu menghantui, apakah akan bisa sembuh dari virus ini dan belum siap bila nantinya di hadapkan dengan kematian. 

Kematian menjadi salah satu hal yang ditakutkan seluruh umat manusia. Bagi umat Muslim, kematian tak hanya soal akhir kehidupan, tetapi juga berakhirnya kesempatan mencari bekal pahala untuk di akhirat. Kematian itu pasti, kematian tidak dapat dihindari, Kapanpun, di mana pun.

Dengan begitu banyak berita kematian di tahun ini. Di penghujung tahun 2021 dan menyambut Tahun 2022. Maka Sepatuhnya kita harus bersyukur, karena masih di berikan waktu untuk bisa melanjutkan kehidupan untuk mempersiapkan bekal kematian. Lebih baik menyiapkan bekal dengan sebaik-baiknya daripada nantinya kita menyesal di alam kubur. Di dalam Al quran, Allah SWT menjelaskan bahwa banyak manusia nantinya akan menyesal tidak menjalankan dan mempersiapkan bekal kematian dengan sungguh-sungguh, Banyak penghuni di alam kubur yang ingin kembali lagi ke dunia untuk beribadah beramal saleh.

Pergantian tahun baru bisa di tutup dengan mengingat akan kematian, banyak manfaat yang bisa di dapatkan ketika kita mengingat kematian. Salah satunya yaitu Mengingat akan Dosa-dosa dan menjauhkan diri dari cinta Dunia

Setiap orang pasti memiliki dan pernah berbuat Dosa, Mungkinkah dari kita ada yang merasa tidak memiliki dosa? Atau merasa dosa kita hanya sedikit? Setiap orang tidak ada yang bisa mengetahui lebih banyak mana antara dosa dan pahala yang dimilikinya.  Dengan mengingat akan Dosa-dosa yang pernah kita lakukan dan bertekad bertaubat akan menjadikan kita berhati-hati dalam berprilaku dan memaksimalkan yang kita miliki untuk kebaikan. Dengan Mengingat dosa masa lalu menjadikan diri kita bersikap rendah kepada Sang Pencipta. Dengan tidak merasa sudah banyak beramal, tidak merasa banyak karya dan  tidak merasa sebanyak apapun amal kita. Dengan mengingat dosa akan menjadikan diri ini merasa masih kurang bekal yang akan di bawa mati. 

Dengan kematian menjauhkan diri dari cinta dunia. Kita selalu di hadapkan pada pilihan dunia dan akhirat antara mengejar hidup nyaman atau mengejar mati nyaman, antara mengisi tabungan dunia atau mengisi tabungan akhirat. Harta yang kita tumpuk, ketampanan-kecantikan, kecerdasan, kekuasaan  yang kita sombongkan tidak akan berguna karena semua itu akan kita tinggalkan. 

Kematian itu datang dengan tiba-tiba. Kematian itu berita duka yang paling menyeramkan dan kematian tidak pernah peduli bahwa kita sudah siap atau belum siap. Namun yang sering kita lupakan, Bukan lupa terhadap datangnya kematian, tetapi lupa mempersiapkan bekal kematian itu sendiri.

Kematian adalah sebuah pintu awal kehidupan yang sesungguhnya, yang apabila telah di buka dan tertutup kembali,maka tidak akan terbuka lagi selamanya. Perjalanan setelah kematian sangat Panjang dan mengerikan bagi orang-orang  yang tidak punya banyak bekal. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline