Jejak langkah di pasir waktu,
tertulis bisu di ujung rindu,
kata-kata pernah berpadu,
hilang kini dihembus bayu.
Dahulu hadir bak nyala bara,
membakar sepi, mengusir luka,
namun angin membawa sirna,
meninggalkan ruang tak bernyawa.
Kemana suara yang pernah merdu?
menggetarkan jiwa, menusuk kalbu.
Kini tinggal bisikan semu,
jejaknya lenyap, tenggelam pilu.
Aku menapak sisa yang hampa,
mencari makna di balik asa,
namun kata-kata tak pernah kembali,
terbenam dalam malam yang sunyi.
Wahai jejak yang tak terlihat,
hadirlah lagi meski hanya sejenak,
agar hati tak lagi retak,
merajut harap yang pernah goyah.
Di mana kau, wahai kata yang hilang?
tersimpan di pelukan bintang?
Ataukah hanyut di arus petang,
meninggalkan dunia yang terang?
Aku menunggu di ujung senja,
merangkai doa di garis cahaya,
semoga jejak kata kembali nyata,
mengisi ruang yang sempat tiada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H