Lihat ke Halaman Asli

Nafas Kertas dan Pena

Diperbarui: 11 Januari 2025   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Di atas meja, terbaring sunyi,
kertas putih menanti arti,
selembar hampa tanpa warna,
menunggu bisik pena yang berani.

Pena pun tiba, gemetar ujungnya,
menggores garis, melukis suara,
setiap tarikan, setiap titik,
adalah nafas hidup yang magis.

Kertas berdesir, tak lagi dingin,
menyerap cerita, menampung angin,
pena menari, meniti waktu,
mengurai mimpi, melukis rindu.

Mereka berdua, sepasang nyawa,
tanpa suara, melahirkan kata,
dalam hening, tercipta dunia,
dari nafas kertas dan pena.

Tiada henti, tiada usai,
selama cerita terus mengurai,
pena dan kertas, sejoli setia,
menjaga jejak rasa manusia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline