Lihat ke Halaman Asli

Juven

Alumni PJA (Paralegal Justice Award) Badan Pembinaan Hukum Nasional-KEMENKUMHAM RI

Sentuh Jumbai Jubah Yesus, Perempuan 12 Tahun Pendarahan Sembuh Seketika

Diperbarui: 15 Januari 2025   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asal aku sentuh saja jumbai jubahNYa maka saya akan sembuh

Di tengah hiruk-pikuk pasar kota kecil di Galilea, seorang perempuan berjalan dengan langkah tertatih. Tubuhnya kurus, wajahnya pucat, dan setiap gerakannya memancarkan penderitaan yang tak berkesudahan. Namanya tidak tercatat dalam kitab sejarah, tetapi penderitaannya adalah kisah yang begitu akrab bagi banyak perempuan di zaman itu.

Sudah dua belas tahun ia menderita pendarahan yang tak kunjung henti. Dua belas tahun yang penuh dengan rasa sakit, malu, dan keputusasaan. Semua hartanya telah habis untuk membayar tabib dan dukun yang menjanjikan kesembuhan, tetapi tidak ada yang berhasil. Sebaliknya, kondisinya semakin memburuk. Ia telah kehilangan segalanya---kesehatannya, kekayaannya, bahkan posisinya dalam masyarakat. Karena penyakitnya, ia dianggap najis oleh hukum agama, terisolasi dari keluarga dan teman-temannya.

Namun, hari itu ada harapan. Desas-desus tentang seorang guru yang melakukan mukjizat telah menyebar. Namanya Yesus dari Nazaret. Dikatakan bahwa Ia menyembuhkan orang buta, menyucikan orang kusta, bahkan membangkitkan orang mati. Hati perempuan itu bergetar ketika mendengar cerita-cerita itu. Bisa jadi, ini adalah jawaban dari doa-doa yang telah ia panjatkan dengan air mata selama bertahun-tahun.

Kerumunan besar mengelilingi Yesus saat Ia berjalan di sepanjang jalan kota. Setiap orang berdesakan, ingin mendengar perkataan-Nya atau menyaksikan mukjizat-Nya. Perempuan itu tahu bahwa mendekati-Nya adalah risiko besar. Ia tidak seharusnya berada di antara orang banyak. Jika ada yang mengenalinya, ia bisa diusir, bahkan dihukum. Tetapi rasa putus asa dan harapan yang membara mengalahkan rasa takutnya.

"Jika aku hanya bisa menjamah jumbai jubah-Nya, aku akan sembuh," pikirnya. Keyakinan itu adalah satu-satunya kekuatannya. Dengan penuh tekad, ia menyusup di antara kerumunan, menahan rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Tangannya yang gemetar terulur, dan ujung jari-jarinya menyentuh jumbai jubah Yesus.

Saat itu juga, sesuatu yang luar biasa terjadi. Ia merasakan aliran kekuatan mengalir melalui tubuhnya. Luka yang tak terlihat itu sembuh seketika. Darah berhenti, dan rasa sakit yang selama ini menjadi bagian dari hidupnya menghilang. Ia berdiri dengan tubuh yang terasa ringan, seperti beban dua belas tahun telah terangkat.

Namun, di tengah kerumunan itu, Yesus berhenti. Ia berbalik dan bertanya, "Siapa yang menjamah Aku?" Murid-murid-Nya bingung. "Guru, orang-orang berdesakan di sekeliling-Mu," kata mereka. Tetapi Yesus tahu ada sesuatu yang berbeda. "Ada kekuatan yang keluar dari Aku," jawab-Nya.

Perempuan itu gemetar. Ia tahu bahwa ia tidak bisa bersembunyi. Dengan air mata mengalir, ia jatuh berlutut di hadapan Yesus dan menceritakan segalanya. Ia mengaku tentang penyakitnya, penderitaannya, dan keberaniannya untuk menyentuh jubah-Nya. Semua orang terdiam, mendengarkan kisahnya.

Yesus memandangnya dengan penuh kasih. Tidak ada kemarahan atau penghakiman dalam sorot mata-Nya, hanya belas kasihan yang mendalam. "Anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu," kata-Nya.

Kata-kata itu adalah mukjizat kedua bagi perempuan itu. Bukan hanya tubuhnya yang sembuh, tetapi juga jiwanya. Ia telah dipulihkan secara utuh---fisik, emosional, dan spiritual.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline