Di suatu siang yang panas di Kana, Yesus baru selesai makan siang bersama murid-murid-Nya. "Aduh, kenyang banget! Siapa yang masak ini, enak banget!" kata Petrus sambil mengelus perutnya. Yesus hanya tersenyum sambil menyeruput air dari kendi.
Tiba-tiba, dari kejauhan, terlihat seorang pria berpakaian rapi ala bangsawan. Dia berjalan tergesa-gesa, napasnya tersengal-sengal, dan keringatnya bercucuran. Begitu sampai di hadapan Yesus, dia langsung bersujud.
"Guru, tolonglah aku!" katanya dengan suara setengah menangis. "Anakku sakit keras di Kapernaum. Dokter-dokter sudah angkat tangan, ramuan-ramuan nggak ada yang mempan, bahkan nenek dukun kampung juga nggak bisa apa-apa. Tolong, sembuhkan dia!"
Yesus menatap pria itu dengan tenang. "Kalian ini, kalau nggak lihat tanda dan mukjizat, nggak mau percaya, ya?"
Para murid saling pandang. "Aduh, kena mental tuh," bisik Tomas sambil nyengir kecil. Tapi pria itu tetap memohon, bahkan suaranya semakin lirih. "Tuhan, datanglah ke rumahku sebelum anakku meninggal. Aku percaya, Engkau bisa menyembuhkannya."
Yesus menatapnya lagi, kali ini dengan senyum tipis. "Pulanglah. Anakmu hidup."
"Eh, cuma gitu aja?" gumam Andreas pelan. "Kirain bakal ada doa panjang atau drama pengusiran roh jahat..."
Tapi pria itu, tanpa basa-basi, langsung bangkit, mengangguk penuh keyakinan, dan lari secepat mungkin. Para murid cuma bisa melongo. "Gile, orang itu bener-bener percaya gitu aja?" kata Yakobus.
Yesus berdiri dan menepuk bahu Petrus. "Kadang, iman nggak perlu banyak tanya. Cukup percaya. Itu sudah cukup besar bagi Allah."
Sementara itu di Kapernaum...
Di rumah pria itu, suasana duka mulai terasa. Para pelayan sudah menyiapkan kain duka karena anak tuan mereka semakin lemah. Tapi, tiba-tiba anak itu duduk tegak di ranjangnya, lalu bertanya, "Aku lapar. Ada nasi goreng?"