Matanya berkaca-kaca, Kornelia Nuria (36) ibu muda dari dua orang putranya yang masih kecil dengan memelas dia bertutur. "toe danga toko le wie, gega keta naig', am ponggal kaut le balok eta main eme toko temo bail".
(Tidur tidak pernah lelap karena cemas jika balok sewaktu-waktu jatuh menimpa kami).
Tiupan angin kencang yang sesekali menggetarkan seisi rumahnya yang terletak di dusun Nangka desa Bulan Manggari, jln. Trans Flores Labuan Bajo Ruteng. Bagaikan teriakkan jiwanya yang seolah memberontak terhadap Maria Gamus (84) ibu kandungnya yang sedang ditampung di Rumah Kasih Katong Nai Labuan Bajo.
Dengan lirih dia berujar, "de mori, ampong koe ndekok dami kut gelang celan mose daat ho'o".
(Ya Tuhan ampunilah dosa kami biar lekas berlalulah kepahitan hidup ini.
Dalam kesempatan lainnya ia sering bergumam "mat kut sengsara nenggo kaut loas gaku one lino hoo li ende",
(mungkinkah ibuku melahirkan aku hanya untuk hidup sengsara?)
Menurut keterangan seorang mantan Rt setempat Bpk. Isidorus Timo, "rumah ini pernah mendapatkan bantuan dari Desa tahun 2009 berupa pengecoran Lantai dengan biaya kurang lebih lima juta rupiah".
Pengakuan tetangganya Bpk. Domi dan Adol (Sabtu, 20/06/20) bahwa "Neli pernah menerima bantuan berupa terpal dan beberapa potong pakaian dari pemerintah". Hal ini diakui oleh Neli.
Mengingat bantuan rumah layak huni yang diprogramkan oleh pemerintah hanya berupa stimulan. Sangat tidak mungkin bagi janda ini untuk membiayai renovasi rumahnya.