Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa?

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mahasiswa, bukan sekadar penyebutan tingkatan setelah siswa SMA atau sebatas istilah bagi mereka yang menimba ilmu di sekolah tinggi atau universitas. Mahasiswa berarti lebih dari itu. Mahasiswa muncul karena tak pantas lagi menyandang predikat “siswa”. Mahasiswa adalah penyebutan siswa yang di-”Tuhan”kan, karena kata “maha” hanya milik Tuhan. Karena itu tak semua orang mampu menjadi mahasiswa. Kaum mahasiswa ini dipandang kaum yang eksklusif, karena tak sembarang orang diberi “wahyu” untuk menjadi mahasiswa, serta yang berintelektual, karena mahasiswa adalah jenjang paling tinggi di tingkat pendidikan.

Namun apa kelakuan mereka bisa disebut “maha” jika hanya tawuran, demo, dan anarki. Tak aneh jika polisi pun takut terhadap mahasiswa. Bukan takut adanya penggulingan kekuasaan seperti 1998, namun takut mereka akan bertindak brutal. Memalukan. Kemana hasil pendidikan yang mereka peroleh sejak SD hingga universitas, tak muncul ketika mereka berdemo. Merusak apa saja, bakar ini itu, beradu fisik dengan polisi. Tak ada satu pun ilmu yang mengajarkan hal tersebut. Tak ada yang tahu kemana ilmu yang mereka peroleh selama bertahun-tahun itu. Di saat mahasiswa harusnya mengedepankan intelektual, justru aksi tak berintelektual yang muncul, menyisakan ‘telek’ nya saja. Buruknya lagi, mereka bangga atas hal ini, hingga muncul pepatah “bukan mahasiswa kalau belum demo.” Tentu bukan demo santun yang dimaksud di sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline