Lihat ke Halaman Asli

Terhempas Badai di Gn. Banyak

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1296532503973323582

malam itu begitu membosankan.. angin bertiup kenceeeeng banget, dari atas kamar kostku kedengaran gdebrak-gdebruk atep tempat jemuran baju bertengkar hebat dengan angin. sampe tengah malam tetep aja begitu, padahal hujan gak sudi turun saat itu... cuaca emang lagi gak frenli lah kata berita ditipi-tipi..

aku masih asyik dengan brown lepi dan pinky modemku berselancar gak keruan didunia maya.. suntuk. gak ada arah tujuan.

terpikirkan sebuah ide cemerlang (aha!) besok pagi aku mau nongkrong ditempat favoritku se-Malang Raya berbekal chocochinno, kamera, dan masker dengan tujuan  pengen liat sunrise dan foto-foto berlatar belakang kota Malang disana..

lalu, aku ajak temanku dan pacarnya.. sujud syukur diapun mau.. rencananya subuh kita berangkat..

petualanganpun dimulai...

habis subuhan dijemput teman didekat pos satpam ujung komplek.. akupun jalan kaki menuju tempat temen ngetem karena portal belum dibuka. jalan kaki sendirian, 5 menit gelap-gelapan ditemani angiiiin kuenceng dan suara aneh-aneh yg kalau aku penakut level akut, pasti uda merinding dibuatnya...

uda ketemu temen, jemput pacarnya di posko anak potograpi Unisma. mampir sana bentar, terus langsung tancep. aku liat sepanjang jalan yang berangkat bareng itu bulek-bulek sayur, tukang becak, tukang angkot,dan lain sejenisnya yang udah siap ready to go mencari rejeki dipagi buta.

motorpun melajuuuuu menuju Batu.. angin deres menerpa meskipun tanpa hujan, cuma dibeberapa jalan agak gerimis .. kami pun tetep nekad menembus demi sebuah tujuan yang kami tahu pasti gak mungkin ada saat ini, Sunrise saat badai. emang bisa?

show must go on..

sampe daerah Batu, hujannya agak deres.. banyak pohon-pohon tumbang dan ranting berjatuhan.. dari lawan arah ada motor matic ngebut dan tiba-tiba jatuh. karena hari masih gelap, kami dekati. rupanya dia nabrak pohon tumbang. untungnya gak terluka. perjalanan pun kami lanjutkan. setelah berliku-liku lewat daerah payung sambil deg-degan luar biasa karena takut kejatuhan ranting pohon dikanan-kiri jalannya, kami pun sampe ke tanjakan Gn. banyak yang merupakan lokasi tempat orang-orang kalo maen paralayang.

semakin tinggi tanjakan, semakin kencang anginnya. motor pun berasa dihempas kesana kemari. horor, mendebarkan karena situasi sekitar masih sepi. petani kentang pasti masih molor. uda hampir sampai, tinggal sedikit lagi nyampe puncaknya, eh.. ada pohon tumbang melintang ditengah jalan. setelah melakukan rapat bertiga dibuat kesepakatan untuk taruh motor disitu, dan jalan kaki ke atasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline