Lihat ke Halaman Asli

Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat

Diperbarui: 19 Agustus 2020   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patung Pancasila besar yang jadi lambang cinta Indonesia dan Pancasila di Gereja Katedral Jakarta (Sumber: SYIFA NURI KHAIRUNNISA via nasional.kompas.com)

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Menurut Ir. Soekarno, Pancasila merupakan isi dari jiwa bangsa Indonesia yang diwariskan secara turun-temurun. Sedangkan menurut Notonegoro, Pancasila merupakan dasar fasafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup Bangsa Indonesia.

Pancasila juga merupakan pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Di mana masing-masing sila pasti memiliki makna yang berbeda-beda.

Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila ini mengajarkan untuk percaya kepada Tuhan sang pencipta langit dan bumi, juga masyarakat diajak untuk menaati serta melakukan perintah dari Tuhan. 

Benda-benda di sekeliling harus dihargai dan dirawat karena itu juga merupakan ciptaan Tuhan. Sedangkan untuk penerapannya dalam kehidupan sehari-hari contohnya merawat tumbuhan dan binatang, tidak merusak lingkungan, menghargai sesama umat beragama dengan tidak saling menjelekkan agama lain dan menganggap agamanya sendiri adalah yang paling baik.

Sila kedua: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam sila kedua ini, masyarakat diminta untuk memberikan perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan terhadap Tuhan. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan. 

Di kehidupan masyarakat, penerapan sila ini dapat dilakukan dengan cara bersikap adil kepada seluruh masyarakat dan tidak membeda-bedakan, sebagai manusia yang memiliki rasa, harus bisa menghargai satu sama lain.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini mengajak masyarakat Indonesia untuk memiliki nasionalisme yang tinggi terutama dalam menjaga persatuan dan kesatuan di negara ini. Masyarakat juga harus mengakui adanya perbedaan suku, agama, ras, etnis, dan menghargai perbedaan tersebut. 

Masyarakat juga wajib menjunjung tinggi jiwa patriotisme dalam diri masing-masing. Penerapan sila ini dalam kehidupan bermasyarakat contohnya menghargai perbedaan, menaati peraturan-peraturan daerah tertentu  ketika mengunjungi tempat tersebut, tidak membeda-bedakan dalam memilih teman pergaulan, menjaga kerukunan antar masyarakat.

Sila keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
Sila ini menggambarkan bahwa masyarakat di Indonesia memiliki kedudukan di negara ini, kedaulatan negara ada di tangan rakyat, dan seluruh keputusan negara diambil berdasarkan musyawarah mufakat. 

Pemimpin juga harus memiliki kebijaksanaan dan akal sehat dalam memimpin masyarakat Indonesia. Contoh penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat adalah keikut sertaan dalam pemilu, ikut berdemokrasi dengan menyampaikan pendapat, berani mengutarakan pendapatnya di depan umum atau menyampaikan aspirasi kepada pemerintah, sebagai pemerintah juga mau mendengarkan keluhan masyarakat dan langsung menanganinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline