sumber berita dari pikiranrakyat
"Kompetisi tetap lanjut, tapi tiap klub hanya akan melepas maksimal dua pemain untuk bergabung ke Timnas dan ini merupakan hasil kesepakatan klub-klub,"
Demikian disampaiken Joko Driyono, CEO PT Gelora Trisula Semesta (GTS), perusahaan operator Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Seperti udah pada diketahui, GTS didiriken sbagai opsi solusi kerana pada waktu itu PSSI masih di puncak keributan dengan Menpora Imam Nahrawi. Sebelumnya, operator kumpetisi digarap sama PT Liga Indonesia (PTLI) yang dapet penunjukan resmi dari PSSI. Sebenernya antara PTLI dan GTS itu pemilik mayoritasnya ya sama saja yakni klub-klub peserta kasta tertinggi liga Indonesia...
Keputusan bahwa klub cuman boleh kirim paling banyak 2 pemaen ke Timnas itu murni keputusan sepihak GTS. Kok mreka berani? Lha iya lah.. wong waktu itu mreka2 ini mulai dapet angin segar dari Menpora setelah sebelumnya mreka sangat loyal kepada pengurus PSSI. Maklum, sekiyan lama klub2 itu nganggur ga ada kumpetisi, paling2 ya ngikut turnamen2 yang diadaken sama beberapa pihak...
Heu heu heu... jadi inget Program KB (Keluarga Berencana) yang sangat ngetop zaman orde baru dulu dengan BKKBN-nya. Slogan "dua anak cukup" dengan gambar 2 jari (tapi bukan salam dua jari loh) menghiasi berbagai macem tempat strategis ditambah pesan layanan masyarakat di TVRI, dilengkapi pula dengan sajian tayangannya yang disusupin pesan mulia program KB itu. Beda banget lah dengan tayangan tivi suwasta skarang yang dominan siyarin brita2 kriminal, tayangan tema2 goib, sinetron2 gak karuan dan temtu ajah tayangan pamer adu mulut antar politikus dengan tajuk debat kek, diskusi kek ato apapun namanya... malah skarang ini adu mulut antar orang2 nyang ngaku sbage para ulama sukses naikin reting tivi suwasta... wadduh!
Nah.. keputusan GTS soal jumlah pemaen ke Timnas itu juga bisa disebut Program KB.. bukan keluarga berencana tapinya Kok Beraninya ! tapi ya itu... keputusan para owner klub itu toh skarang tetep berlaku, PSSI gak bisa berkutik, pelatih Om Riedle gak bisa ngelawan... bahkan Menpora Imam Nahrawi yang sebelumnya ada di garis depan membekuken PSSI sama mengintervensi PSSI dengan dalih revolusi sepakbola nasional dengan "Road Map Goib"nya, hingga akhirnya Timnas cuti panjang kerana dikasih sanksi sama FIFA pun, gak mau tuh gunaken kewenangannya bwat ngejewerprilaku kebablasan para pemilik klub elit itu... heu heu heu...
Di banyak negara yang maju balbalannya, skuad Timnas didominasi oleh pemaen dari klub penguwasa liga, katakanah 3 klub yang bertengger di rengking paling atas. Beberapa klub2 medioker biyasanya cuman nyumbang 1 pemaen. Misan di Sepanyol timnasnya didominasi para pemaen dari Barca sama Madrid. Lha ini.. program KB dari GTS yang dibiyarken sama Menpora yang oleh sekelompok orang dijuluki "Bapak Revolusi Sepakbola Indonesia"...
Memaang sih, keputusan pemanggilan pemaen ke Timnas itu ada di tangan pelatih, tapi program KB seperti itu gak seharusnya ada. Sangat berbahaya! karena sadar gak sadar lagi mempropagandaken pola "sama rata" atau bisa dibungkus dengan "sama rata-sama rasa". Setau gw, yang kudu dikampanyekan itu "sama rasa" ato "sama rasa-sama rata"... jangan dibolak-balik, kudu "rasa"nya dulu bukan "rata"nya dulu...
Pengalaman gak enak pembentukan Timnas AFF 2016 yang terhambat oleh program KB para elit klub2 yang nyata2 sangat anti nasionalisme, setelah selesai gelaran AFF ini mutlak harus segera dilibas. Timnas adalah representasi kepentingan nasional, bersama-sama dengan sektor2 lainnya. Kalo pada saat kisruh kemaren sempat diterbangken slogan "negara gak boleh kalah sama PSSI".. knapa skarang semangat itu gak dimunculken lagi semisal"negara gak boleh kalah sama GTS"... heu heu heu...
Lepas dari semuwa itu, yuuuk kita dukung sepenuhnya Timnas yang lagi berjuwang dan bertempur di Filipina untuk bangsa dan negeri Indonesia yang super kaya paling kaya di dunia...
#INDONESIA MERCUSUAR DUNIA ... #INDONESIA RAJA DUNIA !