Lihat ke Halaman Asli

Justin SURYA ATMAJA

INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

Timnas, Lumat Thailand dengan Buldozer!

Diperbarui: 19 November 2016   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: sbobetindo.org/

Timnas sepak bola Indonesia (Timnas) bakal melakoni pertandingan pembuka gelaran AFF Suzuki Cup 2016 melawan jawara bertahanThailand sore ini, Sabtu (19/11), di Philippine Sports, Bocaue. Meski gak diunggulkan, laga ini harus jadi momentum penting kebangkitan Timnas pasca masa kelam kisruh PSSI dan status terpidana dan terpenjara selama sekitar setahun terasing dari pergaulan sepak bola intenasional akibat sanksi FIFA.

Di bawah asuhan Kiatisuk Senamuang, tim U23 maupun tim Senior Thailand makin menunjukkan kualitasnya. Kiatisuk itu satu angkatan dengan Kurniawan 'Kurus' Dwi Yulianto saat masih menjadi pemain. Keberanian Asosiasi Sepak Bola Thailand memberikan kepercayaan kepada Kiatisuk untuk membesut 2 kelompok Timnas sekaligus sejak beberapa tahun lalu patut diacungi jempol. Beda dengan PSSI yang gemar banget gonta-ganti pelatih. Setelah gelaran AFF Cup ini, PSSI gak perlu malu untuk meniru langkah Thailand,dengan mempercayakan penanganan Timnas kepada satu tim pelatih, misalnya saja Trio Kurniawan, Bima Sakti dan Bambang Pamungkas untuk menukangi U23 dan Senior sekaligus. Berani?

Penyakit Kurang/Lesu Darah
Skill para pemaiin Timnas Indonesia dengan Thailand dan beberapa negara Asia Tenggara sebenarnya setara, bahkan beberapa pemain kita lebih unggul dari para pesaingnya. Tapinya ada satu penyakit Timnas yang udah lama ini nyaris belum bisa diobati yakni lesu darah atau kurang darah. Jarang banget kita menyaksikan Timnas tampil beringas dan pantang menyerah sampai priwitan penanda akhir pertandingan disemprit sama wasit. Padahal, dibanding negara-negara tetangga, sejarah Nusantara membuktikan kalo kita ini punya dasar jauh lebih hebat dan kuat soal spirit atau ruh perjuangan.

Tengoklah beberapa fakta sejarah: Nusantara melalui Majapahit pernah mencapai puncak keemasan dan kejayaan dan menjadi imperium dunia pada masa Hayam Wuruk-Gajah Mada. Lalu strategi ciamik perang Jenderal Besar Soedirman dengan pola 'gerilya gotong royong' yang ditiru banyak negara termasuk 'Vietkong Vietnam' yang membuat puyeng Amerika dan masih banyak lagi.

PergerakanTanpa Pola....
Juga masih jarang kelihatan, para pemain Timnas tampil dengan efektif melakukan berbagai gerakan baik dengan bola maupun tanpa bola sebagai satu kesatuan strategi tim. Yang sering ditampilkan adalah gerakan-gerakan gak efektif, semisal berlari sangat kencang dan jauh sambil menggiring bola, lalu melakukan umpan silang lambung agak ngawur; atau demen banget kasih tendangan lambung jauh dari belakang langsung ke depan yang juga lumayan ngaco. Bener-bener bikin capek sendiri dan bikin capek rekan-rekannya...

Lantas lebih demen melakukan pola zone marking yang kurang pas dengan ciri khas selalu membayang-bayangi pemain lawan yang bawa bola dan toh pada akhirnnya jarang banget bisa rebut bolanya; kemudian juga jarang keliatan ciri khas gotong royong saling bantu terutama saat rekan setimnya pegang bola dan di-pressure lawan malah lebih demen nonton dari jarak agak jauh sambil ngarepin dikasih sodoran bola. Intinya, kebiasaan main tanpa pola masih sering dipertontonkan oleh Timnas. Selama ini Timnas mainnya masih terlalu sopan, heu heu heu...

RekorBuruk Timnas vs Thailand...

sumber gambar : http://sport.detik.com/

Timnas dan Thailand sudah berhadapan 63 kali di berbagai kompetisi dengan 17 kali kemenangan, 17 kali seri/imbang dan selebihnya keok 29 kali. Pertemuan resmi terakhir pada gelaran AFF 2010 di Jakarta di mana Bambang Pamungkas mencocor bola dari titik putih untuk memenangkan Timnas dengan sekor2-1.

Saatnya Berubah, Tampil Beda....
Melawan tim kuat dan kompak seperti Thailand besok, udah saatnya para anggota skuad Garuda tampil beda kalo masih pengin bungkam pasukannya Gajah Putih dan membuka jalan meraih mimpi sama memenuhi target dari Ketum PSSI yang baru: "Jawara AFF Cup 2016". Gw saranin, Boaz dan tim menerapkan strategi man to man marking ketat saat bertahan, dengan langsung melakukan pressing begitu para pemain lawan melewati garis tengah.K alo ada pemain Thailand beraksi dan berpotensi mengancam, segera langsung dipress jangan cuman dibayang-bayangin doang ajah, kalo perlu dikeroyok 2-3 pemain biar pemain lawan bingung dan pusing lalu buyar konsentrasinya....

Pun demikian saat menyerang, sebaiknya para pemain membuat blok-blok dengan jarak lumayan rapat. Selain bisa bikin keder lawan, juga jangan sampai lah pemain kehilangan bola hanya kerana sendirian gak ada rekan di dekatnya. Jadi, ciri khas gotong royong kudu ditampilkan lah, mosok masih ajah mau main sendiri-sendiri apalagi masih mau ditipu daya atau diadu domba kayak yang terjadi di luar sepak bola sana.

Tapi... buat ngejalanin strategi seperti itu, Timnas mutlak perlu pemain dengan tipikal perusak dan pendobrak kayak buldozer. Di barisan depan, Ferdinand Sinaga kudu diturunken bersama Boaz di depan, bukan kebetulan Irfan Bachdim harus absen lantaran cidera. Sinaga yang temperamental dan demen beradu otot sambil melotot ini bisa ditugaskan untuk mendobrak dan merusak barisan pertahanan Thailand. Bahkah doi perlu tampil sedikit kotor asal jangan sampai ketahuan sama si tukang tiup priwitan....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline