[caption caption="imam nahrawi bekukan pssi karena masalah persebaya sama arema | sumber gambar: bola.net"][/caption]Kini, sembilan bulan sepuluh hari plus dua hari usia SK Menpora Imam Nahrawi tentang pengenaan sanksi administratif berupa kegiatan PSSI tidak diakui pemerintah atau lebih dikenal dengan SK Pembekuan PSSI. Selain menyemburkan berbagai macam pernyataan di banyak media baik oleh Imam Nahrawi sendiri maupun oleh Gatot S. Dewobroto ataupun juga oleh para anggota Tim Transisi, nyatanya kegiatan Imam Nahrawi dan Tim Transisi hanyalah "mengajak pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan PSSI untuk menggelar beberapa turnamen yang diikuti oleh klub2 itu-itu saja.
Produk utama SK Pembekuan PSSI adalah Tim Transisi, yang peran utamanya adalah "mengambil alih kewenangan dan tugas PSSI", yang berarti fungsinya sama dengan PSSI, sampai dengan terbentuknya kepengurusan PSSI baru sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA. Kalimat yang barusan itu kalau mau didalami pastilah bikin ketawa terbahak-bahak karena memang lucu banget sih... Sebut saja sebagian kecil tugas PSSI adalah menggelar kompetisi di banyak strata, mengurus Timnas Senior dan berbagai kelompok umur de-el-el...
Tak satupun itu dikerjakan oleh Tim Transisi yang nyata2 diisi oleh orang2 hebat di bidangnya. Kalau usianya okelah baru tiga bulan, maka alasan apapun sehingga tugas utamanya belum dijalankan itu masih bisa diterima akal sehat, lha ini sudah lebih dari 9 bulan 10 hari, rentang waktu dimana seorang bayi akan dilahirkan oleh perempuan yang lagi hamil...
Ya Maklum, Wong Tidak Pernah Terjadi Pembuahan...
Pertanyaan paling penting adalah, mengapa di usia lewat 9 bulan 10 hari ini, kepengurusan PSSI baru yang kredibel sesuai dengan mekanisme organisasi (PSSI?) dan statuta FIFA ini tidak juga lahir? Hehe.. jawabannya jelas: karena PSSI tidak pernah hamil karena satu kali pun tidak pernah digauli oleh Tim Transisi.
Coba dicermati kalimat "sampai dengan terbentuknya kepengurusan PSSI baru sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA".. maksudnya apa? Ingat loh! ini adalah rumusan kalimat yang ada di dalam SK yang ditandatangani langsung oleh Imam Nahrawi. Sebenarnya dalam SK itu, Imam Nahrawi tetap ingin berpedoman bahwa kepengurusan yang "harus" baru itu adalah produk dari mekanisme organisasi PSSI (KB atau KLB) yang direstui FIFA.
Tapi di sisi lain, dan ini juga sangat diamini oleh segelintir pengidols fanatiknya seperti Mafruhin, Herry, Simbah Zen sama Batok Kelapa, bahwa haram hukumnya Tim Transisi atau Imam Nahrawi sendiri berhubungan intim dengan "pengurus PSSI mafia beku". Karena sejatinya, satu-satunya cara agar PSSI itu bisa hamil dan melahirkan kepengurusan baru yang kredibel, hanyalah melalui Komite Ad Hoc bentukan FIFA... Inga..inga.. syarat "sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA" itu dibuat oleh Imam Nahrawi sendiri. Makanya, tanpa pencabutan SK Pembekuan dan "bercinta" dengan PSSI di komisi Adhoc, bisa dipastikan Tim Transisi akan selamanya mandul sampai mati sendiri.. kecuali (heu heu heu).. bercinta dengan yang laen di luar arena lalu hamil dan melaihrkan "anak haram"...
[caption caption="hehe.. kerjaannya ngelamun jorok.. | sumber gambar: http://kolambaca.blogspot.co.id/"]
[/caption]
Kengototan Imam Nahrawi dengan Tim Kecil-nya yang memaksa FIFA untuk berhubungan intim dengan harapan FIFA atau Tim Kecil itu bisa hamil (terserah siapa yang jadi perempuannya hehe) lalu melahirkan kepengurusan PSSI baru, jelas sebuah lamunan jorok dan konyol layaknya orang gila.. ibaratnya kan ngebet pengin bercinta dengan pasangan imajiner.. ya bisa dipastikan hamilnya pun imajiner dan bayi yg lahir pun imajiner alias goib. Lha gimana ini? apa mungkin 'imajinasi tanpa melakukan hubungan nyata" ini bisa melahirkan "bayi super" baru yang digadang-gadang akan mampu menyeimbangkan ekosistem, ekologi sama ekonomi sepakbola nasional dan ekosistem, ekologi dan ekonom di pergaulan sepakbola global?
Untuk tau jawabannya, yuuuk kita bertanya pada rumput yang bergoyang, pada rumput tetangga atau pada bini tetangga juga woleh...
"Indonesia Harmony - Indonesia Mercusuar Dunia"
Heu heu heu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H