[caption caption="Blue Print Reformasi Tata Kelola Sepakbola Nasional"][/caption]
"Kami sudah punya roadmap, sengaja tidak kami publikasikan kecuali cover-nya saja. Kenapa? Karena saya khawatir, yang kami rencanakan selalu diganjal, dan diputarbalikkan," ujar Imam Nahrawi padai rapat kerja dengan Komisi X DPR-RI di ruang Komisi X DPR RI, Rabu 10 Juni 2006 silam.. seperti diberitakan bola dot net... Enam bulan setelah pemberian sanksi administratif (pembekuan) PSSI atau 4 bulan setelah pernyataan itu, Menpora sangat konsisten untuk tidak membuka blue print dan roadmap itu ke publik. Tentu saja, hal ini pastilah tidak masuk kategori "transparansi" yang menjadi salah satu target PSSI baru nantinya... heu hu heu...
Sebenarnya, dalam urusan Reformasi Tata Kelola Sepakbola Nasional menuju puncak prestasi, perlu atau tidakkah Blue Print dan Roadmap itu dibuka kepada publik untuk diuji? Apakah alasan "khawatir rencana akan diganjal dan diputarbalikkan" sungguh tepat sehingga konsep rencana besar itu harus disimpan rapat di lemari besi kantor Menpora? Hehe.. bagi para pengidols fanatiknya, tentunya langkah ini sangatlah tepat, karena selain memblokir pihak lain (pihak lawan) untuk mengganjal, mungkin saja Menpora akan menampilkan kejutan-kejutan berbagai macam langkah mendasar reformasi tata kelola sepakbola nasional yang dengan rindu sudah teramat amat sangat dinantikan oleh masyarakat pecinta bola nasional...
Namun, bagi sebagian lain para pecinta sepakbola nasional, seharusnya Menpora harus membuka isi "buku pintar" itu kepada publik biar masyarakat terutama yang gila bola memahami betul tujuan mulia Sang Menteri berikut jalan-jalan yang bakal dilaluinya. Istilah umumnya, biar masyarakat pecinta bola dan stake holder sepakbola nasional gak dipaksa membeli kucing dalam gentong rapet.. heu heu heu...
Kurun waktu enam bulan seharusnya sudah diperlihatkan lah beberapa langkah mendasar reformasi tata kelola sepakbola nasional itu. akan tetapi, sampai dengan saat ini sepertinya langkah-langkah mendasar yang dimaksud belum dikeluarkan dan dijalankan.. mungkin alasannya masih sama dengan bulan Juni lalu, yakni khawatir akan diganjal oleh pihak lain alias lawan-lawannya... Yang sering kita dengar adalah pernyataan-pernyataan Menpora kepada media, diantaranya: bahwa bulan Maret 2016 setelah konggres FIFA persoalan sepakbola nasional akan selesai tuntas dan kompetisi akan berjalan normal kembali...
Yang paling disorot masyarakat terkait project Menpora tentu saja soal "kepengurusan PSSI baru". Ada dua opsi yang selama ini bergulir menghiasa media, yakni "membentuk federasi baru" dan "menggelar KLB PSSI untuk memilih kepengurusan baru yang kredibel, kompeten, profesional, bersih, tidak terbebani persalan masa lalu.. pokoknya penuh integritas lah"... Syarat-syarat itupun tentu saja berlaku buat kepengurusan federasi baru kalau nantinya memang akan dibentuk... kedua langkah tersebut tidaklah mudah, maka dari itu memang selayaknya sudah dipersiapkan sejak jauuh hari. Nah, soal persiapan ini sebagian masyarakat pecinta sepakbola nasional tidak tahu, karena Blue Print dan Roadmapnya saja gak pernah dibuka kepada publik..
Sebenarnya, masa-masa akhir bulan Oktober ini "belum terlalu terlambat" bagi Menpora untuk membedah Blue Print dan Roadmap tersebut, supaya dicermati dan ditanggapi oleh para pelaku industri sepakbola nasional dan diberikan masukan-masukan yang baik demi terwujudnya tata kelola sepakbola nasional yang baik menuju prestasi tingkat dunia baik pada level klub maupun Tim Nasional... kecuali, Menpora, Tim Transisi dan gak tau tim apa lagi yang sudah dibentuk, merasa bahwa seluruh isi buku pinter tersebut sudah sempurna karena mereka-mereka ini orang-orang hebat dan punya track record mumpuni, ada yang pernah menjadi pejabat teras di KPK dan organisasi lainnya...
Ya sudahlah... ! Mas Menteri, kami tunggu ajah kejutan-kejutan dari sampeyan seperti kejutan yang sudah dikeluarkan jurusnya antara lain:
- putusan pengadilan soal penundaan berlakunya SK pemberian sanksi administratif buat PSSI, sampai ada keputusan hukum tetap.. trabas!
- gelaran Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden yang terbukti sukses besar baik dari sisi penyelenggaraan, finansial maupun transparansi yang tentu saja akan menjadi teladan pengelolaan even2 serupa di masa datang.
- Turnamen2 hebat lainnya yang segera digelar mulai November bulan depan dan turnamen2 bergengsi lainnya.
Presiden Jokowi sendiri saking cintanya kepada sepakbola nasional, berkali-kali menyatakan betapa pentingnya reformasi total tata kelola sepakbola nasional, terakhir juga disinggung lagi saat beliau menjamu para pemain, pelatih dan menejemen beberapa klub peserta turnamen bergengsi Piala Presiden...
Pertenyeennye...: sebenarnya, mampu ato gak sih Menpora menterjemahkan instruksi Presiden?