Lihat ke Halaman Asli

Justin SURYA ATMAJA

INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

Pakde Djohar dan La Nyala Patut Dicontoh

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Heu heu heu...

Diakui ato kagak... disadari ato kagak... diikhlasken ato kagak.. kenyataannya tawuran kepengurusan organisasi bal-balan terbesar dan tertua di negeri ini, PSSI, kini telah usai. Kalo toh ada sisa-sisa (yg mengklaim dirinya) laskar revolusi yg tetep memimpiken (menurut cara pandang subyektif mreka) bal-balan bersih, profesional dan moderen dan hingga saat ini belum ikhlas menerima perdamaian dan persatuan, walau harus diakui belonlah tuntas, ya ayo kita maklumi karena mreka juga butuh pengakuan...

Dimulai Dari Keterpaksaan (Dipaksa)

Kagak bisa dipungkiri, sebagian besar petualang kanal bola Kompasiana udah jadi saksi, bagaimana seorang Pakde Djohar dan La Nyala pasca keputusan tentang format Liga Indonesia setelah KLB Solo ibarat kucing dan anjing ato anjing dan kucing, kagak pernah mau damai, kagak pernah mau bertemu, keduanya cuman brani perang kata-kata di media-media nasional. Kalo toh pada akhirnya kita saksiken mreka berdua beserta rombongannya dan sebagian rombongannya bisa berdamai, itu karena dipaksa oleh satu kepentingan nasional dengan hadirnya negara, yang dalam hal ini direpresentasikan oleh Menpora. Awal proses perdamaian yang dipaksa dan temtunya diterima dengan keterpaksaan ini wajib kita syukuri dan kita terima dgn ikhlas, karena inilah pintu sederhana satu-satunya yg dapat dilewati pada waktu itu. Bagi kita yg kagak mau ikhlas menerima kondisi ini, cuman mangkin mbuat hati begitu sakit pastinya...

Transformasi dari Dipaksa/Terpaksa Menjadi Habits/Kebiasaan

Damainya kepengurusan pusat PSSI yang direpresentasikan oleh Pakde Djohar dan La Nyala pelan-pelan lambat laun diikuti juga oleh kepengurusan tingkat daerah, klub-klub dan para pendukungnya serta para pecinta bal-balan nasional umumnya, meski masih menyisakan barisan sakit hati dari kedua belah pihak. Tetapi proses ini adalah potensi terbaik saat ini menuju perdamaian dan persatuan yang diidamken seluruh insan pecinta bal-balan nasional. Gw yakin, diawali dengan dipaksa dan terpaksa ini, pelan tapi pasti akan melahirkan kebiasaan-kebiasaan positif tentang bagaimana cara mengelola organisasi dan kompetisi yang baik di tengah keberagaman idealisme dan kepentingan bisnis industri bal-balan nasional di tengah lajunya idealisme dan industri bal-balan global. Kalo hal-hal baek ini udah jadi kebiasaan, maka model automation system pastilah bisa dilakukan kagak pake mikir...

Kanal Bola Kompasiana, Potret Bal-Balan Nasional

Pun demikian, Kanal Bola Kompasiana sepertinya udah menjadi potret bagaimana kondisi organisasi dan kompetisi bal-balan nasional. Ide-ide kreatif, kritik, terjadi di sini yang pastinya juga terjadi di dunia nyata sono.. Meski belakangan ini content-content yang berbau hujatan, hinaan bahkan menjurus SARA bukan Sarah-nya Si Doel yg cuaaantiik muncul lagi, tetapi sebentar lagi hal-hal spt itu akan menghilang, kecuali tetep disuaraken oleh orang2 yg mengaku pecinta bal-balan nasional dan berniat membawa kebencian itu sampe matek...

Setahun lebih gw menjadi member Kompasiana. Seperti tag line-nya "Sharing & Connecting", di mana di kanal ini para members saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan pemahaman tentang segala sisi yang berkaitan baek langsung atopun kagak langsung dengan bal-balan; juga fungsi connecting dimana para member bisa saling berdiskusi baek lewat artikel, komen ato japri. Tentunya gw coba membuka diri untuk menerima perubahan menjadi lebih baek dgn komitmen mau berubah, diubah ato mengubah. Meski kagak bisa dipungkiri udah dipaksa ato terpaksa terbelah menjadi 2 kubu, namun beberapa kompasianer bisa dijadikan referensi positif, beberapa diantaranya adalah:

# Primata Euroasia: silaken perhatiin, meski terkadang sesekali terseret keterpaksaan kubu-kubuan, tulisan-tulisannya sangat obyektif dan tanpa prasangka (heu heu heu.. salaman)

# Ken Hirai: silaken juga pelototin, meski terkesan ada di barisan tertentu, artikel-artikelnya berbobot apalagi kalo udah bicara statuta, doi memang menguasai... (heu heu heu. toooossss)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline