[caption id="attachment_231119" align="aligncenter" width="600" caption="Rekonsiliasi Bal-Balan Nasional"][/caption]
Heu heu heu…
Seharian rupanya sang surya males menampakkan diri, cuman ngintip doang ajah di sela-sela mendung yang menggelayut dan diselingi guyuran hujan di atas bumi pulau para dewa. Hawa yang cenderung dingin menambah nikmat sruputan kupi kental item dan hisapan dalam sahabat sejati…
Aksi-aksi tergolong berani ditampilkan oleh trio tokoh yang belakangan ini nama dan wajahnya selalui menghiasi berbagai macam media. Langkah-langkah extraordinary dilakukan oleh Roy Suryo, Djohar Arifin dan La Nyala di tengah hiruk-pikuknya kisruh organisasi dan kompetisi bal-balan nasional yang berlangsung hampir dua taon ini. Langkah-langkah yang oleh satu pihak dinilai sebagai langkah-langkah tepat untuk menyelamatkan organisasi dan kompetisi bal-balan nasional dari perpecahan dan kehancuran, namun oleh pihak lain divonis sebagai langkah-langkah ngawur penuh dengan pelanggaran statute dan sarat kepentingan politik.
Roy Suryo, sang Menpora tampil selayaknya eksekutor dengan langkah-langkah terukur cocok dengan latar belakang profesi sebelumnya. Djohar Arifin tampil dengan gaya kalem dan mulai menampilkan sifat asli kebijaksanaannya, kerendahatiannya tapi tegas. La Nyala tentu tampil dengan gaya khasnya yang ceplas-ceplos cocok sebagai pendobrak. Ketiga perpaduan pribadi dengan gaya unik masing-masing sepertinya kagak akan bisa nyambung, tapi kalo dipaksa disatukan bisa jadi akan menjadi tim solid penentu berakhirnya kisruh yang sepertinya tak berujung ini.
Pihak-pihak tertentu termasuk sisa-sisa anggota gerombolan pengidols fanatik Halma, ada yang menuding bahwa proses kesepakatan menuju KLB 17 Maret yang lagi bergulir, adalah sebuah langkah membuka pintu bagi kembalinya tokoh-tokoh mafia bola, tokoh-tokoh koruptor APBD, tokoh-tokoh rezim NH dll, yang akan mengembalikan proses reformasi bal-balan nasional ke titik awal. Tapi sepertinya trio ini kagak menggubris sama sekali dan tetep dengan sepenuh hati menjalankan peran utama untuk menyelesaikan drama ini.
Bagi ketiganya, sekali lengah dan menengok ke belakang, maka buyarlah langkah-langkah penting yang membawa kepentingan besar ini. Ya pastilah.. untuk apa mreka bersikukuh di tengah celotehan dan kritikan para pihak yang masih saja nyinyir kalo mreka kagak memperjuangken sebuah kepentingan besar? Dan kepentingan besar itu adalah: Persatuan Indonesia.. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia… Harapan mreka, setelah KLB 17 Maret mendatang, organisasi PSSI akan diurus dan dijalanken dengan lebih baik, kompetisi akan berjalan dengan lebih baik dan lebih professional pula, relasi di antara para pelaku organisasi dan kompetisi bal-balan nasional akan menjadi semakin baik.. dan muaranya adalah dapat terbentuknya Tim Nasional Sepakbola Indonesia, Duta Besar bal-balan Indonesia di tengah pergaulan bal-balan global, sebagai pemenuh kepentingan nasional… Semoga.. Amin.
Heu heu heu…
== Kuta Selatan, mBali ==
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H