Aku tumbuh dari benih-benih sajak bapak yang mulai
rapuh. Berjalan mengikuti jejak tetua yang sudah rimpuh.
Berdikari mengarungi ganasnya badai sajak pergolakan.
Bertahan dengan bekal mantra yang dikeramatkan.
Benih dari bapak nampak subur, menjulang seperti
biasanya. Meski banyak benalu menggerogoti setiap harinya.
Tatkala pucuk-pucuk sajakku mulai rimbun bermekaran.
Ranting bapak perlahan mulai lapuk berjatuhan.
Aku coba tuk memupuk, namun bapak melarang hal itu.
Bapak hanya berbisik, jangan berhenti sampai di situ.