Ilustrasi/penanies.blogspot.com
*
“Bu, Sabrina lapar, Bu,” rengek Sabrina pada Ibunya yang masih duduk di depan tungku.
“Sabar ya, ‘nak. Sebentar lagi masak. Nunggunya sambil tidur aja ya, ‘nak. Nanti kalo sudah masak, Ibu bangunkan.”
“Gak bisa tidur, Bu. Perut Sabrina lapar.” Balas anaknya lirih
” Sabrina minum aja dulu ya buat nahan laparnya. terus langsung dibawa tidur saja ya.”
*
Sementara anaknya perlahan tertidur. Si Ibu segera mematikan api di tungkunya. Sayang kayu bakarnya, pikirnya. Dan ia juga tahu pasti kalau batu di dalam kendilnya takkan pernah bisa menjadi nasi untuk lapar anaknya.
*
Salam
.
Adaptasi dari sebuah kisah lama yang pernah kubaca
.
Kisah Sabrina Lainnya :
.
Pistol : Satu Peluru Untuk Suamiki, Satu Peluru Untukku
Pisau : Sepotong Daging Untuk Suamiku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H