Lihat ke Halaman Asli

Kematian Seorang Geisha (Antara Cinta, Kehormatan dan Kesetiaan Seorang Samurai) - Bag. 1

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Geisha (Sumber Ilustrasi : http://konkiki.wordpress.com)

Okiya, Awal Musim Gugur 1860

"Duduklah tuan, mendekatlah"

“Heiko-san, jangan kau lanjutkan lagi!. Aku paham maksudmu, dan aku tak bisa melakukan itu!”

"Dua belas tahun Hideyori-san, tentunya bukanlah waktu yang singkat bagiku tuk sekedar mengharap peluk kekasihku"

"Heiko-san, Cukup!"

Dengan mata yang tajam lelaki itu menatapku dalam hening. Meskipun bukan sekedar tatapan itu yang kuinginkan

"Dua belas tahun, hanya tatapan itu saja yang tuan berikan, tatapan yang teramat tajam, melebihi ketajaman sebilah katana [1] yang oleh kalian para tuan ksatria agung-agungkan"

"Kumohon katakanlah, tuan! Apa karena aku seorang geisha?"

"Ya! karena kau adalah seorang geisha!, dan karena akulah yang menjadikanmu seorang geisha!"

Kembali keheningan itu menyambut akhir perjumpaanku dengan lelaki itu, lelaki itu pergi, seperti biasa, meninggalkanku dalam tangis, seperti biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline