Lihat ke Halaman Asli

Penyesalan Terbesarku Adalah Mengkebiri Telingaku

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bodohh...

Andai saja tak kuturuti sahwatku

Terbujuk buai manis prasangka yang ternyata kusadari itu adalah bahasa penyesalanku

Melarutku dalam hening sesaat yang tak lagi menggoda

Dan tersentak dalam nanar, kudapati aku hanyalah selir dari nafsu bejatku sendiri!

****

Sial!

Kupecahkan kaca pun tak lagi guna

Kumaki bayang pun justru ia lebih berbahagia ketimbang diriku

Seakan makianku terdengar bagaikan lantunan ode yang memuja dirinya

Ya... ia lebih bahagia lantaran tak bisa mendengar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline