Lihat ke Halaman Asli

[FPK] TENTANG SUATU HARI : Untuk Guruku

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh    : Dewi Hamdanah + Just Pensies (No. 219)

bungkuk tubuhnya kulepas lewat sudut mata bertopi merah menyandang tas jingga berselempang setia tanpa tanda jasa dan sepatu yang disemir debu jalan raya

menata langkah di patahan kata tuntun mata-mata mungil tatapi waktu yang kian melaju tiada ragu entah demi suatu akhir, atau hanya mengekor angin

tak kulupa bisikkan slamat jalan ketika langkah bu guru menyusuri jembatan menyesal tadi kubuat beliau tumpahkan kemarahan walau diam yang ditampakkan

sungguh ada banyak guratan malu tercuat di pipi menekuk tunduk, saat kali kedua kau kutemui di sela ramainya cakapan jejarum jam jelang malam: mengusik jarak

esok pagi masihkah ibu hadir? sudi mendengar tangis ampun getir namun tanpa janji tak ulangi lagi jika teman masih menikam dengan kata serupa belati

melangkah dan terus melangkah mencecap arah dan panah adalah yang amat kausuka sedari belia hingga renta sekalipun orang orang tak jarang menaruh memacam barang di sepatu butut -yang telah melekat, menyatu pada kaki demi membuatmu urung pergi ahh mereka iri sebab kebanyakan kakinya tak punyai mata atau memang dirimu dapat terlalu banyak mata mata?

singgah di suatu hari kulihat kau melangkah dan (tak bisa) terus melangkah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline