Lihat ke Halaman Asli

Karuniawan Sagala

Luntang lantung

Terimakasih Cinta Untuk Segalanya

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

besar sekali dampak cinta. sangat besar, bahkan kita boleh bilang tertatanya sebuah peradaban diawali dari cinta. kalau boleh malah saya mau berhipotesa, suatu negara menjadi adidaya, mempunyai peradaban tertinggi, dan menjadi ukuran tertinggi standart budaya "dibuminya manusia" ini adalah karena cinta. lihat pyramid, sebagian besar sejarawan kontemporer menyangkal adanya unsur kerja paksa dalam pembangunan bangunan monumenter itu. rakyat saat itu dengan kosmos ketuhanannya sangat mencintai raja mereka, dan tentu kecintaan kepada diri sendiri karena dalam pemahaman rakyat mesir saat itu bila raja telah menjadi abadi setelah kematiannya dan memperoleh posisi terbaik di jagad spirit maka seluruh person rakyat akan memperolehnya pula. lihat perjuangan kemerdekaan indonesia. kebencian rakyat Indonesia kepada tindak sewenang-wenang koloni menimbulkan rasa cinta yang begitu mendalam yang disimbolkan dengan "cinta tanah air". maka muncullah gerakan kebangkitan nasional sebagai perwujudan intelektual, managerial, organisasional, dari rasa cinta. spirit cinta membuat seluruh elemen bangsa berpadu dan tersimbol dengan revolusi kemerdekaan merata di seluruh indonesia walau harus gugur dengan bambu runcing dalam genggaman. kolonial gentar kan. atau lihat bung karno, dengan retorikanya yang mampu membungkam dewan PBB ketika ia berpidato atau ketika ia berpidato dihadapan rakyatnya maka dikiaskan oleh orang tua saya, bila sekalipun hanya sebuah jarum jatuh diatas lantai maka pasti akan terdengar akibat heningnya hadirin ketika mendengarkan beliau berbicara. itu pun karena cinta: cinta tanah air. lihat juga gedung tajmahal yang begitu anggun mempesona, kendati telah berlalu ratusan tahun sejak pendiriannya, toh tetap mempesona jutaan pasang mata manusia. gedung yang didirikan karena rasa cinta. kajian psikologis yang sangat baik menemukan melalui riset bahwa anak yang tumbuh dengan rasa cinta yang diungkapkan oleh lingkungan keluarga, terutama orang tua, akan menjadikan ia sosok manusia yang percaya diri, berkemauan keras, mempunyai respon sosial yang positif, sanggup berkompetisi dengan sehat, dan berintelegen lebih. artinya ia memiliki IQ dan EQ yang mumpuni ketimbang anak yang dibesarkan dilingkungan kekurangan rasa cinta. dengan literatur ini, maka saya berusaha mencari tahu, mengapa bangsa ini acapkali terlihat "gamang" dalam ranah internasional bernegara misalnya menentukan sikap, berinvestasi misalnya kekayaan alam yang sering diambil bangsa lain, berkarya cipta misalnya lagu daerah atau produk batik atau panganan tempe yang direbut negara lain. korupsi yang menggerogoti pemerintahan. iya, ini tidak akan pernah bisa lepas dari budaya kita soal cinta, baik di tataran keluarga, lingkungan pergaulan, muda-mudi yang tengah kasmaran, fenomena dating internet, dsb. tulisan saya yang sebelumnya sebenarnya ingin membicarakan itu. dan itu semua berdasarkan observasi partisipasi yang saya lakukan, menjadikan diri sebagai instrumen untuk memahami gejala yang berkembang dalam sebuah komunitas. cinta sangat relatif, dengan memahami situasi yang ada akibat relativitas itu, kita lalu mampu mengambil langkah terbaik. saya selalu katakan bahwa hasil temuan yang dibuat seorang psikolog adalah efektif untuk menjawab persoalan dibudaya mana sample itu diambil. bila sample penelitian dilakukan di amrik, berarti itu jawaban untuk tantangan di amrik. 1 atau 2 hal mungkin bisa saja berlaku di tempat lain. tapi konteks sangat perlu diperhitungkan. bullshit bila kemudian saya setelah melakukan observasi lalu mampu menyuguhkan solusi yang mampu merangkum dan menjawab seluruh persoalan. ini hanya sekedar wacana pemahaman dan paling tidak sekedar menambahi dari sekian banyak literatur yang lebih mumpuni dibidangnya masing-masing. cinta itu sangat berharga. dalam sebuah literatur religi yang pernah saya baca disebutkan, "ketika Tuhan sedang sendiri, dengan cintanya ia menciptakan sebuah nur (cahaya). sebuah nur yang sangat penuh cinta. Tuhan dan mahluk (cahaya) saling mencinta. dari cahaya itu muncullah jagad raya dan isinya", termasuk manusia dengan peradaban dan cinta sebagai motor penggeraknya. Islam: "bismillahirrohmanirrohim" sebagai awal setiap aktivitas, Nasrani: "kasih Tuhan" sebagai awal aktivitas, begitu juga dengan agama-agama lainnya. betapa cinta adalah anugerah terhebat dalam hidup manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline