Lihat ke Halaman Asli

Sang Pencipta dan Peristiwa Mina

Diperbarui: 26 September 2015   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Apa pendapat Anda soal peristiwa Mina yang meregut jiwa?

Apakah si setan murka, karena dilempari, maka sebagian pelempar atau yang berniat melempar dicabut nyawanya? Atau

Tuhan senang, maka sebagian kecil umat diangkat ke surga? Atau

Bukan dua-duanya, tapi manusianya yang salah?

Namun, sebelum Anda menduga-duga mana yang lebih tepat, coba simak dua asumsi yang paling pop sering dikumandangkan berikut ini:

  1. “Tuhan”( atau apapun istilahnya sesusai bahasa masing-masing) adalah pencipta alam semesta dan isinya dan semua kejadian di alam semesta ini karena kehendak Tuhan! Mau senang, mau sedih, mau damai, mau perang, dsb adalah kehendak Tuhan!
  2. Tuhan hanya mencipta jagat raya ini, dan perkembangan alam semesta, apa yang terjadi, adalah evolusi, Tuhan tak campur tangan!

Untuk mudahnya, kira-kira begini analoginya:

  1. Anda mengali lobang dan mengisinya dengan air, atawa membuat suatu kolam, setelah itu ditinggalkan atau tak diurus. Ekosistem kolam buatan Anda berkembang sendiri.
  2. Anda membuat ekosistem kolam dan mengurus atau mengaturnya, misalnya apa yang boleh tinggal di situ apa yan tidak, berapa kebersihan airnya, berapa lama perlu dibersihkan dsb.

Nah, sekarang apa pendapat Anda, Kawan?

Bingung?

Atau, jalan tengah : Anda ngurus kolam bikinan Anda mood-mood-tan. Lagi senang, Anda ngurus; lagi sibuk atau tak mood, tak digubris. Begitu juga Tuhan ke alam semesta.

Jawabannya ada di Anda. Atau punya pendapat lain?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline