Lihat ke Halaman Asli

Memahami Politik Komunikasi (Bagian 1)

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Komunikasi yang salah atau kurang cerdas berdampak menyengsarakan dan menyesatkan. Dari keseharian kita sampai pemimpin tinggi negara.Lihat, bagaimana DPR asyik berkomunikasi sendiri dengan melemparkan berbagai gagasan aspirasi, sembari melupakan rakyat yang memilih; SBY, yang bolak-balik bilang ada teroris yang mau mencelakakann dirinya sampai kata "Drakula" dilontarkan, terakhir malah dengan enteng mengatakan bahwa harga-harga naik wajar ditengah masyarakat luas tercekik dengan berbagai himpitan hidup yang makin berat, dsb. Di Bulan Ramadhan ini, penulis akan menurunkan seri tulisan, yang merupakan intisari pemikiran tentang komunikasi dari Mahaguru Manajemen Peter F Drucker. Selamat menikmati, semoga bermanfaat. Sekarang kita lebih banyak berusaha untuk berkomunikasi, lebih banyak berusaha berbicara dengan orang lain. Ada begitu banyak media komunikasi, yang tidak dapat dibayangkan oleh orang-orang yang sekitar Perang Dunia I mulai berusaha memecahkan masalah berkomunikasi dengan berbagai organisasi. Komunikasi yang efektif dan efisien harus menjadi perhatian semua lembaga - bisnis, militer, administrasi pemerintah, rumah sakit, universitas, sampai peneliti. Namun, dalam keseharian, dalam praktek, kita dapati komunikasi terbukti sulit dipahami, sama seperti Unicorn. Kebisingan sudah meningkat demikian cepat sehingga tak seorangpun dapat mendengar lagi segala omongan mengenai komunikasi. Tetapi jelas bahwa makin lama komunikasi makin berkurang. Senjang komunikasi di dalam lembaga pemerintah, dan antara kelompok, dalam masyarakat makin melebar sehingga kesmpatan itu merupakan ancaman sebagai jurang pemisah akibat salah faham total yang tidak dapat dijembatani. Di samping itu, telah terjadi ledakan informasi. Tiap ahli dan tiap eksekutif sekonyong-konyong bisa mendapatkan data yang berlimpah-ruah tidak habis-habisnya. kita semua merasa seperti anak kecil yang ditinggalkan sendirian dalam kedai gula-gula dan kekenyangan. Tetapi apa yang harus kita lakukan untuk membuat data ini menjadi informasi, apalagi pengetahuan? Kita mendapatkan sejumlah besar jawaban. Tetapi satu hal yang jelas sampai sekarang ialah bahwa tidak seorangpun mempunyai jawaban. Walaupun ada teori informasi dan pemrosesan data, tidak seorang pun yang benar-benar telah melihat, apalagi mempergunakan, suatu "sistem informasi" atau "Pankalan data". Satu hal yang kita ketahui ialah bahwa melimpahnya informasi mengubah masalah komunikasi dan membuatnya lebih mendesak dan lebih sukar. Bagaimanapun menyedihkan keadaan komunikasi-komunikasi baik dalam teori maupun praktek, kita telah bealajr banyak mengenai informasi dan koumunikasi. Tetapi sebagian terbersar pemahaman itu tidak berasal dari usaha mengenai komunikasi yang sudah menghabiskan demikian banyak waktu dan tenaga kita. Namun pemahaman itu berasal dari produk sertaan usaha dalam sejumlah besar bidang yang seolah-olah tidak ada hubungannya, dari belajar teori mengenai genetika dan teknik nuklir. KIta juga mendapatkan pengalaman - walaupun lebih sering gagal - dari berbagai keadaan praktis dalam aneka ragam lembaga. Mungkin  kita tidak pernah akan mengerti "komunikasi".Tetapi "komunikasi dalam organisasi" - sebutlah "komunikasi manajerial" - yang sekarang sedikit demi sedikit mulai kita ketahui, walaupun masih tersendat-sendat dalam menerapkannya........................bersambung 2 buku tentang komunikasi yang mumpuni direkomendasikan untuk Anda: 1. CERDIK BERBICARA (Gramedia, 2009. Contoh cover ada di akhir artikel) 2. CERDAS BERBICARA (Gramedia, 2010. Contoh cover ada di akhir artikel) Carilah di toko buku Gramedia, bacalah, semoga membawa banyak berkah dan manfaat. Salam, Jusra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline