Lihat ke Halaman Asli

Surat Untuk Bushido

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tepat di sore ini, seiring mentari memenuhi janjinya, menghilang di pojok barat senja kota bedebah, aku juga terus mencoba menulis surat untukmu anakku. Nak mungkin kamu belum tahu, mengapa bapakmu ini meberi namamu BUSHIDO. Tapi tidaklah mungkin kuceritakan padamu disaat kamu baru keluar dari luka sembelihan dokter di perut ibumu 3 tahun yang lalu, dan sangat tidak mungkin juga aku simpan cerita ini dalam otakku, karena kutahu tidak ada yang abadi dalam hidup kita selain “kematian” di ujung nafas umat manusia.

Baiklah saya mulai..Seperti ini akan saya uraikan tentang namamu, yang mungkin asing bagi telinga orang kebanyakan. Tapi suatu saat aku berharap itu nama yang mulia bagimu dan bangsamu. BUSHIDO NUSANTARA, nama anak laki-laki dari seorang pemberontak muda yang dalam bahasa keseharian komunitas kami dikala masih mahasiswa, komunitas itu digolongkan sebagai aktivis pergerakan.

BUSHIDO NUSANTARA, anak laki-laki dari seorang aktivis pergerakan. Nama yang terdiri dari dua kata, dimana mengandung nilai filosofi dan histori bagi dua negara di Asia. BUSHIDO kata yang sering di kemukakan dalam sejarah Kekaisaran Jepang dan NUSANTARA nama yang sering kita dengar pula di Zaman Kejayaan Kerjaan Majapahit.  Dua Kerjaan besar inilah yang mengilhami saya untuk memberi nama untukmu. Karena dua kata ini setelah saya pelajari mengadung nilai histori yang membentuk sebuah kebesaran Negara, atas dasar nilai-nilai dan perjuangan.

Maka untuk melatihmu sejak dini tentang arti perjuangan, semasa dalam kandungan saya sudah membawamu bersama ibumu melakukan berbagai aktivitas, saat engkau dalam balutan plasenta rahim ibumu. Kala itu kita bekerja untuk mengorganisir petani yang dirampas haknya oleh negara, disebuah desa kecil kawasan Deli Serdang. Dalam aktivitas pembangunan pemberontakan dari ketidak adilan itu berbagai aktivitas telah kita lakukan. Naik bukit-turun bukit lintasi berbagi rintangan, demonstarsi bekali-kali. Hingga berakhir dengan penagkapan teman dekat dan beberapa warga petani desa kecil di ujung timur kota Medan.

Kemudia dalam kelahiranmu tepatnya pada 30 September, bagi sebagian orang Indonesia tanggal ini merupakan tanggal yang membingungkan dalam sejarah gelap Republik ini, atau dikala Diktator Soeharto berkuasa tanggal ini menjadi tanggal kebesaran baginya dan tanggal doktrinisai bagi siapapun lewat film propaganda G30S PKI untuk menempatkanya sebgai tokoh central dalam penyelamatan bangsa ini. Tapi bagimu itu hanya tanggal permulaan perjuangan untuk keluar dari sesak bundar rahim ibumu dan tanggal kelahiran pula bagi anak teman saya, yang bersama-sama dalam gerak demonstrasi kampus coklat kota Medan dahulu kala. (mungkin suatu saat kamu akan mencarinya : ayahnya : Muklis Lubis dan Anaknya : Ridho).

Tepatnya penghujung bulan puasa, bertempat di RS Tanjung Pura. Dengan dalih masa libur engkau berusah payah menunggu keluar dari balutan plasenta didalam dinding rahim ibumu. Akibat manajemen yang serampangan yang diterapkan oleh pihak mangemen RS dalam hal ini pemerintahan Langkat. Dengan bermodalkan strategi taktik yang saya peroleh dari berbagai perjuangan, saya menghubungin temanya yang kebetulan seorang Jurnalis (Pem Red) Post Metro Langkat untuk meminta nomor kontak Direktur RS. Setelah ditemukan bapak menyamar menjadi seorang wartawan investigatif dan meminta Direktur RS untuk segera menangani kelahiran anaknya, ya kau sendiri..! Dengan sigap tim dokter operasi segera datang, tidak menunggu lama tangismu pun terdengar dengan nyaringya, menembus telinga dan hati riangku. Dengan semangat aku berteriak di depat ruang bedah “Bushido engkau telah hadir di negeri ini” Sontak ucapanku membuat heran par tim operasi RS.

Dengan segala aktivitas, pengalaman pergerakan dan jiwa cinta tanah air serta kedaulatan bangsa ini saya melihat perlu ada sosok tegas yang berprinsip dalam menjujung tinggi nilai-nilai kesatriaan dan harga diri bagi bangsa. Maka saya berharap kelak engkau anakku menjadi bagian yang saya cita-citakan. Dari seluruh pengalaman hidupku dan hidupmu maka saya menganugrahi engkau dengan nama “Bushido untuk Nusanatara” selanjutnya disingkat dengan : BUSHIDO NUSANTARA.

Landasan Filosofis inilah yang menjadikan namamu menjadi sandanganmu. Menempatkan kata Nusantara di penghujung namamu, bukan semata-mata hanya untuk peruntukan bgai nusantara, tetapi juga sebgai manifestasi atas sikapku dan tentu berharap juga menjadi sikapmu kelak bahwa negeri ini harus di akui keberagamanya dalam bingkaian dari sabang sampai merauke.

Maka sekilas tentang arti bushido akan saya coba uraikan :

BUSHIDO ADALAH KODE ETIK KEPAHLAWANAN GOLONGAN SAMURAI DALAM SEJARAH JEPANG. NILAI-NILAI YANG MENJADI INTI BUSHIDO ADALAH MORALITAS, KEBAJIKAN, KEBERANIAN, KEJUJURAN, SEMANGAT BERPERANG, HARGA DIRI BANGSA

Kalau BU artinya ajaran kesatriaan, maka BUSHI ( SHI atau kesatria ) artinya kesatria yang mengikuti pendidikan Kesatriaan. BUSHIDO ( DO=jalan/alur/cara ) artinya “ dengan jalan kesatria “ . Sering kita pakai istilah “ bermental BUSHIDO “ yang secara tepat di samakan artinya TAHAN UJI.

Jakarta 01 Februari 2011

Juson J. Simbolon




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline