Lihat ke Halaman Asli

"Pesta atau Dukacita"

Diperbarui: 6 Mei 2019   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOK. jUSMANJAS

Pemberian hak suara di Pemilu serentak  2019 oleh rakyat negri sudah selesai. Tapi pengumuman hasil resmi dari penyelenggara masih saja terasa lama. 

Belakangan muncul di pemberitaan dengan banyaknya petugas Pemilu yang gugur dalam tugas. Sampai pada 4 mei 2019 sudah ada 400 orang lebih dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang dinyatakan meninggal dunia. Nyaris semua penyebab meninggalnya karena kelelahan. Walaupun ada pihak yang masih mempertanyakan kebenaran informasi tersebut. 

Petugas KPPS yang meninggal tersebar dibanyak provinsi di Indonesia diantaranya Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi Selatan, Papua, Bali, NTB, dan daerah lainnya.  

Banyak pertanyaaan yang mengganggu atas kejadian ini. Mulai dari karena digabungkannya Pilpres dan Pileg, kurangnya antisipasi penyelenggara, dan lain sebagainya sehingga membuat petugas pemilu menjadi kelelahan luar biasa dan puncaknya gugur dalam tugas.

Hal lain yang juga mengganggu adalah apakah ini masih bisa disebut pesta? karena biasanya walaupun pesta sudah selesai tapi kebahagiaan masih bisa dirasakan.

Tapi yang justru terjadi pada Pemilu serentak 2019 ini, acara belum selesai (hasil resmi dari KPU RI) tapi dukacita lebih terasa dirasakan, khususnya bagi keluarga yang ditinggalkan. Walaupun yang lain masih ribut dengan penghitungan suara, seakan biasa saja dengan petugas Pemilu yang telah tiada.

Lantas siapakah yang salah? apakah Mahkama Konstitusi (MK) yang telah memutuskan agar Pemilu serentak dilaksanakan? atau dari KPUnya sendiri? atau masih ada pihak lain?

Karenanya tidak terbayangkan betapa rumit dan melelahkannya kerja para anggota KPPS tersebut, lalu bagaimana kerja pada bagian pusat? apakah jauh lebih ringan?

Harapannya adalah semoga para anggota KPPS yang telah gugur dalam tugas mendapatkan tempat yang layak disisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan mampu sabar, tabah dan ihklas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline