Pameran Sains dan Teknologi Jerman-Indonesia menjadi ajang pertunjukan hasil dari kerja sama Jerman dan Indonesia di bidang sains dan teknologi. Pameran ini diadakan selama sepuluh hari sejak 5 Oktober hingga 15 Oktober 2015 di Museum Nasional, Jakarta. Kementrian Federal Jerman Bidang Pendidikan dan Riset (German Federal Ministry of Education and Research) serta Kementrian Riset dan Teknologi menjadi pihak penyelenggara pameran ini.
Dalam pameran yang mengangkat gagasan dari “ide” ini, melibatkan pihak institusi pendidikan, riset dan industri. Salah satu institusi riset yang bergabung yakni Collaborative Research Center (CRC) yang merupakan lembaga riset kolaboratif Jerman untuk ekologi dan lingkungan di Indonesia. CRC banyak menggandeng universitas, lembaga riset swasta maupun pemerintah untuk menggalang penelitian di Jerman dan Indonesia. Pada pameran sains dan teknologi, CRC bersama Universitas Gottingen dan Institut Pertanian Bogor turut membuka stand hasil karya mereka. Salah satunya, yakni memamerkan hasil penelitian mahasiswi IPB berupa produk Ecofunopoly.
[caption caption="Ecofunopoly adalah permainan yang sarat pesan untuk cinta lingkungan (sumbe : youtube)"][/caption]
Ecofunopoly merupakan permainan edukatif berbasis lingkungan. Permainan ini memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia terhadap lingkungannya. Ecofunopoly diciptakan oleh Annisa Hasanah, mahasiswa Intitut Pertanian Bogor (IPB) saat duduk di bangku kuliah semester 4 pada tahun 2009. Sementara desain visual permainan dibuat oleh Namira Andiani. Melalui permainan ini, pengguna dapat mengenalkan anak-anak tentang dunia lingkungan hidup dan bagaimana cara menjadi seseorang yang ramah lingkungan.
“Seru sekali, anak-anak semuanya bersemangat ketika bermain di sini,” ungkap Annisa saat memandu anak-anak di stand Ecofunopoly di Jerman-Fest, Minggu (11/10).
Annisa menyatakan bahwa latar belakang dari munculnya permainan berbasis edukasi lingkungan ini adalah masih kurangnya pendidikan lingkungan hidup bagi anak-anak Indonesia. Hal ini dilihat dari observasi kasat mata yang dilakukan oleh Annisa yang masih banyak melihat anak-anak yang masih suka membuang sampah sembarangan.
Annisa merupakan mahasiswi IPB yang mendapat beasiswa dari CRC untuk disekolahkan di Universitas Goettingen selama setahun. Di sana ia melakukan penilitian dan terpilih sebagai penelitian yang mendapat penghargaan. Penelitian Annisa yakni berjudul asli “ECOFUNOPOLY – A comparative study on early environmental education through Ecofunopoly games between Indonesia and Germany”. Penelitian ini kemudian dipublikasikan secara umum di beberapa forum ilmiah.
[caption caption="Tak hanya versi kecil yang bisa dimainkan di meja, ecofunopoly juga bisa dimainkan di lapangan terbuka dalam versi beesar (sumber : ecofuncommunity.wordpress)"]
[/caption]
Ecofunopoly telah mendapat berbagai penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional. Penghargaan atas Ecofunopoly yakni dari Danamon Young Leaders Awards 2009, ASHOKA Young Changemakers 2009, BAYER Young Environmental Envoy 2010 di Jerman, Kandidat 3 besar Yahoo! Indonesia17 kategori Hijau, Young Environmental Leaders Program (YELP) 2013 di Tokyo, Jepang, Penerima beasiswa Bussiness Plan Bank Mandiri 2011.
Permainan ini juga telah dipresentasikan di berbagai forum nasional dan internasional seperti Future Leader Summit 2011 di Semarang, UNEP TUNZA International Conference 2011 di Bandung, Indonesia, YELP Open Forum di Oubirin University, Tokyo, Jepang, World Youth COngress di Istanbul, Turki.
Annisa menjelaskan bahwa pada awal permainan ini diciptakan, versi yang dikeluarkan adalah versi EcoCity (kota-kota ramah lingkungan di dunia). “Selanjutnya adalah versi Taman Nasional. Versi ini mengenai keanekaragaman hayati Indonesia,” tambah Annisa.