Lihat ke Halaman Asli

Jusak

Pelatih Hukum Ketenagakerjaan Pro Bono dan Direktur Operasional di Lembaga Pendidikan

Budaya Kerja Tak Etis Yang Sudah Sejak Lama, Bisakah Tiba-Tiba Dianggap Pelanggaran? Kasus Si Juli

Diperbarui: 26 Maret 2023   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kisah ini terjadi di Pontianak. Sekalipun Pontianak jauh dari ibukota negara, kota ini ramai dikunjungi oleh berbagai pendatang. Mereka bukan saja ingin melihat berbagai tugu fenomenal seperti tugu Khatulistiwa, tapi juga percampuran budaya lokal dan Tionghoa. Karena itu perdagangan di kota ini juga ramai, termasuk perdagangan handphone.

Banyak penduduk yang tertarik untuk mempunyai handphone terbaru, meskipun penghasilan mereka memaksa mencicil berbulan-bulan. Salah satu handphone anyar waktu 2022 lalu adalah iPhone eksklusif yang harganya fantastis. Karyawan toko handphone dan bahkan toko kredit handphone juga turut menikmati penjualan handphone merek ini secara sah atau tidak, termasuk si Juli, supervisor sebuah perusahaan kredit setempat. Mereka meminta komisi dari penjual.

Kebiasaan dan Perubahan Tiba-Tiba, Apa Itu?

Karyawan luar biasa itu sulit dicari, contohnya seperti Juli yang bekerja di toko kredit handphone. Dalam waktu 15 tahun bekerja di perusahaannya, Juli pernah mencapai target Rp.1,2 milyar target sales. Selama itu pula Juli telah melihat begitu banyak karyawan menikmati uang komisi dari para penjual handphone. Para karyawan perusahaan kredit sudah biasa meminta komisi dari hampir semua penjual. Setahu mereka tindakan tersebut sah dan baik-baik saja.

Tidak demikian di suatu hari di bulan September, si Juli meminta uang dari sebuah supplier iPhone yang besar dan terkenal, namun entah kenapa, manajemen perusahaan Juli kali itu tidak suka. Manajemen tiba-tiba menganggap tindakan Juli minta komisi itu salah dan semacam korupsi. Mereka marah dan berpendapat seharusnya Juli tidak boleh meminta komisi, karena sebagai profesional komisi semacam itu sesungguhnya merugikan perusahaan handphone dan nama baik.

Memaksakan Pakta Integritas Untuk Apa?

Sepanjang bertahun-tahun bekerja, sebenarnya banyak karyawan yang sudah biasa meminta komisi. Namun sekitar bulan Oktober 2021, manajemen mau karyawannya stop melakukan hal itu. Karena itu manajemen mengeluarkan suatu ketentuan yang mereka sebut "Pakta Integritas". Semua karyawan harus tanda tangan di atas pakta itu. 

Mulai bulan itu juga, manajemen menyatakan bahwa tidak boleh ada karyawan yang meminta komisi lagi atau dikenakan sanksi berat. Budaya kerja ini dianggap tidak etis dan dianggap pelanggaran peraturan perusahaan. Manajemen menunjuk pada peraturan perusahaan terdahulu yang menyatakan bahwa memang komisi itu dilarang. Karyawan-pun tidak punya pilihan lain.

Komisi Masa Lalu, Apa Dampak Yang Mengejutkan?

Setelah 8 bulan berlalu, tepatnya Mei 2022, manajemen melakukan manuver mengejutkan, tampaknya ingin balas dendam. Si Juli dianggap melakukan pelanggaran PP dan pelanggaran pakta integritas Oktober. Karena menerima komisi di satu bulan sebelum Pakta Integritas Oktober, Juli kena sanksi. Karena itu 'habis manis sepah dibuang', manajemen mem-PHK si Juli tanpa pesangon. Tampaknya manajemen sudah berwacana mem-PHK Juli dengan mengatur adanya pakta integritas, supaya pelanggaran Juli menjadi nyata. 

Juli tidak terima dengan keputusan PHK tanpa pesangon, karena berarti pakta itu berlaku surut. Padahal Juli merasa ia tidak melanggar apapun dan budaya meminta komisi sudah biasa. Karena itu, Juli minta satu kali ketentuan dengan mengirimkan somasi. Tentu saja somasi itu tidak ditanggapi perusahaan. Manajemen hanya memberi janji akan bertemu Juli, tapi bahkan tiga bulan setelah kejadian Mei itu tidak ada pertemuan apa-apa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline