Lihat ke Halaman Asli

Hasan Aspahani

Jurnalis, Penulis, Penyair.

Udara yang Nyaman Bernama Keramahan

Diperbarui: 26 Agustus 2019   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image by Pezibear from Pixabay 

KERAMAHAN adalah satu hal lagi dari daya hidup, sikap yang memancar dari dalam hati manusia. Kita tak bisa mendustakannya. Kita tak bisa memura-murakannya.

Wajah yang ramah hanya tampak pada manusia yang berhati ramah.

Wajah yang ramah, suara yang ramah, cara bicara yang ramah, sikap yang ramah, adalah sepaket tabiat lengkap yang sumbernya satu, yaitu hati yang ramah.

Senyum bisa dilatih. Senyum bisa dibikin pura-pura, tapi senyum yang tulus bisa dibedakan dengan mudah, senyum yang tulis hanya bisa terkembang di wajah orang yang menanam benih keramahan dari dalam hatinya.

Dalam ajaran agama Islam, senyum dimuliakan. Senyum sebagai wujud paling nyata dari keramahan bernilai sedekah.  
 
"Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah," ujar Muhammad Rasulullah sebagaimana tercatat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan Abu Dzar.

Keramahan adalah udara yang kita bentangkan di sekitar kita, yang membuat orang lain - dan terutama diri kita sendiri - merasa nyaman berada di bentangan udara tersebut.

Keramahan bukan basa-basi bungkusan dusta yang justru hanya akan membuat udara di sekitar kita itu menjadi pengap.

Keramahan adalah jembatan lapang yang lekas menyeberangkan orang lain ke  sisi kita, tanpa hal itu harus menjadi beban bagi kita dan bagi orang lain. - Hasan Aspahani

Baca serial artikel  terkait tema ini:

Libatkah Diri, Pedulilah!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline