Lihat ke Halaman Asli

Hasan Aspahani

Jurnalis, Penulis, Penyair.

Ya, Strategi Itu Pilihan!

Diperbarui: 14 Agustus 2019   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image by Michal Jarmoluk from Pixabay 

KALAU hendak diringkas, seluruh pelajaran kuliah magister manajemen strategis ke dalam satu kalimat, maka kalimat itu adalah: strategi itu pilihan.

Ya. Strategi itu pilihan. Seorang pemimpin bisnis adalah orang yang bertugas membuat keputusan mana yang ia pilih. Kadang ia perlu dukungan data untuk dianalisa, kadang ia harus mengandalkan naluri

Untuk itu ia perlu tahu tiga hal: sumberdaya apa yang dimiliki oleh institusi bisnisnya, apa tujuan yang hendak dicapai, dan pilihan-pilihan apa yang tersedia.Nah, mulai rumit bukan?

Untungnya, di Universitas Prasetiya Mulya,  diajarkan satu alat analisa yang bisa membuat kerumitan itu menjadi sistematis. Saya tidak bilang menjadi sederhana dan mudah. Tapi menjadi sistematis. Dengan bagan persoalan yang sistematis itu keputusan bisa diambil dengan lebih tepat.

Alat analisa itu bernama Model Resultan. Ditemukan dan dikembangkan oleh Prof. Sammy Kristamuljana. Yang saya pahami dan praktikkan dari model analisa itu adalah: bisnis kita sesungguhnya tak pernah berada dalam keadaan baik-baik saja.

Bisnis kita harus dianggap selalu dihantui krisis. Karena itu maka strategi ditetapkan. Karena itu tujuan bisnis secara berkala harus selalu dirumuskan ulang. Defisini kita tentang siapa kita harus terus ditinjau.

Ingat lingkungan berubah dan hanya bisnis yang mampu mengembangkan diri untuk tetap relevan yang akan bertahan. Apa itu model resultan? Ingat pelajaran fisika di SMA dulu. Apabila dua gaya bekerja dalam dua arah pada satu benda maka akan tercipta satu gaya dan satu arah resultan. Gabungan dari dua gaya itu.

Begitulah bisnis. Ada resultan dari Strategi Bisnis kita hari ini dengan Isu Stragetis yang kita hadapi. Resultan itu menghasilkan sebuah Eskalasi Keterdesakan, yang kemudian akan mengganggu (dan menciptakan satu resultan baru) Reputasi Organisasi bisnis kita saat ini dan menyadarkan kita tentang Situasi Kritis yang sedang kita hadapi.

Resultan baru dari ketegangan dua poros gaya tadi (Reputasi Organisasi dan Situasi Kritis) sekarang kita kendalikan ke arah tujuan baru yaitu terbentuknya Organisasi Baru, situasi baru, kondisi baru. Pada resultan baru itulah (namanya Inisiatif Prospektif) seorang pengambil keputusan bekerja.

Ringkasnya begitu. Model analisa ini bisa diterapkan untuk menganalisa dan merancang strategi organisasi apapun. Saya memakainya untuk merancang pertanyaan ketika hendak wawancara, menyusun draf biografi atau untuk menyusun konflik ketika saya mengembangkan cerita untuk novel. Dalam bisnis: krisis, krisis, dan krisis. Dalam cerita; konflik, konflik, dan konflik.  Tanpa itu bisnis dan plot cerita tak bergerak.

Seorang pengarang cerita, seperti seorang pebisnis adalah seorang pengambil keputusan. Keduanya perlu menjadi ahli strategi. Keduanya bekerja dengan memilih keputusan terbaik dari berbagai kemungkinan yang tersedia. - Hasan Aspahani  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline