Lihat ke Halaman Asli

JURNIATI

Guru SMKN 1 Mamuju

Penerapan Keyakinan Kelas/Box Alat Swalayan Kelas XII TITL SMKN 1 Mamuju

Diperbarui: 13 Februari 2023   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Keyakinan kelas adalah nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama.  Nilai-nilai Kebajikan bahwa menekankan pada keyakinan seseorang akan lebih memotivasi seseorang dari dalam. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna. Murid-murid pun demikian, mereka perlu mendengarkan dan memahami arti sesungguhnya tentang peraturan-peraturan yang diberikan, apa nilai-nilai kebajikan dibalik peraturan tersebut, apa tujuan utamanya, dan menjadi tidak tertarik, atau takut sehingga hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan-peraturan yang mengatur mereka tanpa memahami tujuan mulianya. 

Nilai kebajikan yang dtanamkan dalam diri para siswa akan menjadi motivasi intrinsik bagi mereka untuk melaksanakan kesepakatan kelas dengan tidak merasa terpaksa dan terbebani melakukan kesepakatan tersebut. Nilai-nilai kebajikan yang akan ditanamkan membutuhkan pembiasaan dari setiap siswa secara terus menerus dan tentu dipantau oleh guru yang bertanggung jawab terhadap kelas atau pelajaran yang diajarkan. Jika sudah terbentuk pembiasaan maka dengan sendirinya keteladanan akan muncul, dan bisa menjadi contoh yang baik bagi siswa dari kelas lain untuk diikuti.

Mengapa Keyakinan Kelas yang dipilih untuk menjadi topik bahasan?

  • Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit.
  • Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
  • Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
  • Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
  • Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut.
  • Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.
  • Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.

Latar belakang pemilihan judul Box Alat Swalayan untuk dijadikan suatu keyakinan kelas:

Pada umumnya SMK di Kabupaten Mamuju belum dilengkapi dengan tenaga teknisi dan laboran untuk melayani siswa dalam menyediakan dan merawat alat praktik sehingga guru kejuruan selain berfungsi sebagai instruktur maka juga berfungsi sebagai tenaga laboran sekaligus teknisi bengkel. Hal ini juga saya alami selaku guru Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) yang harus melayani praktikum 30-36 siswa dalam 1 kelas dan juga harus berfungsi ganda menjadi teknisi dan laboran.  Bisa dibayangkan begitu repotnya saya dengan situasi seperti ini kalau tidak melakukan inovasi untuk meringankan beban kerja yang berlipat ganda dengan usia yang tidak muda lagi menjelang 50 tahun.Inovasi yang saya lakukan sebenarnya sangat sederhana tetapi membawa dampak positif yang besar bagi keberlangsungan praktik siswa di kelas yang saya ajar. Penerapan box alat swalayan ini juga saya imbaskan ke sesama teman sejawat untuk membantu mereka.

Model Penerapan Box Alat Swalayan:

Model penerapannya adalah di tiap penutup kotak peralatan sudah dilengkapi dengan daftar isi kotak yang kondisinya semua baik dan layak pakai. Guru hanya menyediakan 1 box alat untuk setiap siswa di meja alat, selanjutnya siswa secara bergantian akan memeriksa keadaan alat baik kondisi maupun jumlahnya sesua daftar alat dan tidak memerlukan lagi format Bon Alat seperti praktik terdahulu. Apabila kondisi dan jumlah alat sesuai, maka siswa akan menerima box alat untuk lanjut praktik.

Jika ada salah satu alat yang rusak atau kurang, maka siswa tidak akan berani menerima karena konsekuensinya akan mengganti dengan alat baru jika ketahuan dalam boxnya ada yang kurang atau rusak. Siswa berhak meminta ganti atau tambahan alat sebelum lanjut praktik. Demikian pula jika siswa sudah selesai praktik, maka mereka harus mengecek lagi jumlah dan kondisi alat yang telah dipinjam. Jika kondisi dan jumlah sidah sesuai maka akan diterima kembali oleh guru.

Pada saat pengembalian alat ini ditumbuhkan kejujuran siswa untuk bisa mengakui dan menjelaskan keadaan alat yang sesungguhnya pada box alat yang ia pertanggungjawabkan. Jika memang ada yang hilang atau rusak maka sebagai konsekuensinya siswa tersebut harus bertanggung jawab untuk memperbaiki bahkan menggantinya sesuai dengan spesifikasi peralatan. Jika saat pengembalian tidak ditanamkan budaya disiplin untuk mengantri, maka akan sulit dipantau mana siswa yang bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan tersebut.

Selama pelaksanaan praktikum siswa wajib menjaga ketengangan praktik dengan tidak saling mengganggu/ mencolek teman, mengambil alat teman, dan bersenda gurau. Mereka akan terlatih fokus pada benda kerja di hadapannya masing-masing. Tempat bertanya mereka adalah guru pembimbing praktiknya. Jika praktik sudah selesai, maka setiap siswa wajib mengembalikan benda kerja ke tempat semula, membersihkan area kerja dan membuang sampah pada tempatnya. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap jadi prioritas utama dalam pelaksanaan praktik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline