Lihat ke Halaman Asli

Ketika Bahasa Indonesia (Bukan) Menjadi Mata Pelajaran Mudah

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak siswa yang mengira berbahasa Indonesia itu mudah. Bahkan mereka sering menyepelekan pelajaran Bahasa Indonesia. Akan tetapi, mereka tidak menyadari bahwa pelajaran yang mereka anggap mudah tersebut ternyata lebih sulit daripada menuliskan rumus fisika atau mungkin menjabarkan soal matematika. Dalam rumus fisika atau matematika tidak diperlukan kaidah penulisan yang baik dan benar, tetapi dalam Bahasa Indonesia penulisan satu kalimat pun harus sesuai dengan kaidah penulisan dalam Bahasa Indonesia.

Begitu miris ketika siswa sederajad SMA/SMK masih salah dalam penulisan kalimat. Banyak sekali ditemukan kesalahan di dalam hasil karangan mereka. Penulisan huruf awal dalam kalimat yang seharusnya menggunakan huruf kapital, masih menggunakan huruf kecil. Penulisan kata yang disingkat, padahal mereka tidak sedang menulis sms (short message service) yang harus bayar setiap karakter. Selain itu, kebanyakan dari siswa tidak paham bagaimana menuliskan preposisi (di) yang benar, sebagai contoh, penulisan di sekolah yang seharusnya dipisah, tetapi penulisannya dirangkai (disekolah). Parahnya lagi, mereka menggunakan huruf kapital tidak pada tempatnya, contoh; ayaH bekeRja SebaGai doKteR. Itu hanya sebagian kesalahan saja, masih banyak lagi kesalahan-kesalahan yang tidak pernah mereka hiraukan.

Itukah bentuk kreatifitas siswa atau proses menuju kemunduran prestasi siswa? Mungkin itu sebuah kreatifitas karena menciptakan sebuah singkatan baru atau mencipkatan variasi dalam penulisan kalimat. Namun, bagi saya yang notabennya sebagai pengajar Bahasa Indonesia sangat prihatin melihat kondisi seperti itu. Saya berpikir saya telah gagal menjadikan anak didik saya untuk bisa paham dengan Bahasa Indonesia. Bukan hanya paham tentang bahasanya tetapi juga paham dengan penulisannya.

Ketika saya duduk di bangku SD, saya masih ingat guru saya selalu mengajarkan bagaimana cara menulis yang benar. Bahkan, dalam pelajaran Bahasa Indonesia pun sering dihabas tentang kaidah penulisan yang baik dan benar. Apalagi sudah didukung dengan buku Pedoman Penulisan Ejaan Yang Disempurnakan, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Apakah guru sekarang tidak lagi mengajarkan cara penulisan yang baik dan benar? Ataukah memang anak-anak zaman sekarang masa bodoh terhadap Bahasa Indonesia? Sungguh sangat disayangkan jika anak-anak sekarang tidak peduli lagi terhadap bahasa nasional kita. Jadi, jangan meremehkan pelajaran Bahasa Indonesia sebelum paham betul bagaimana penulisan yang baik dan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline