Lihat ke Halaman Asli

Jurnalis Surabaya

Menulis untuk keabadian

Keutamaan Menuntut Ilmu

Diperbarui: 12 Maret 2022   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menuntut ilmu memiliki arti ikhtiar atau sebuah usaha dalam mempelajari sebuah ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat dengan tujuan agar ilmu tersebut dapat bermanfaat untuk dirinya dan juga untuk orang lain. Menuntut ilmu tidak hanya masa muda maupun tua, tetapi diwajibkan bagi kita menuntut ilmu dari buaian  hingga sampai dengan liang lahat. Menuntut ilmu adalah hal wajib bagi setiap manusia.

Banyak hadis menerangkan tentang keutamaan menuntut ilmu. Bahkan ALLAH SWT. Membedakan derajat orang yang berilmu maupun tidak. Beberapa hadis tersebut ialah antara lain, Baginda nabi Muhammad SAW Bersabda:

"Telah bersabda kepada Ibnu Mas'ud : wahai ibnu mas'ud, duduk kamu satu jam di majlis ilmu, kamu tidak menyentuh pena dan tidak menulis satu hurufpun itu lebih baik  bagimu dari pada memerdekakan 1000 hamba sahaya, memandang kepada wajah orang 'Alim itu lebih baik bagimu dari pada seribu ekor kuda yang engkau sedekahkan dijalan Allah, dan ucapan salam kamu kepada orang 'Alim itu lebih baik bagimu dari pada ibadah seribu tahun."

Dikutib Dalam kitab tanqihul qaul Syarh dari kitab Lubabul Hadits  karya Al-Hafidz Jalaluddin Abdurrahman Ibn Abi Bakar Asy-syuth:

Artinya: "Barangsiapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang," (HR Tirmidzi).

"Jika seorang manusia mati, maka terputuslah darinya semua amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedeka h jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya." (HR Muslim no. 163).

Dan masih banyak lainnya. Tidak hanya hadist, banyak kisah kisah tentang menuntut ilmu salah satunya kisah yang dikutip dari buku Ushul Fiqih Mazhab Syafi'i yang diterbitkan Rumah Fiqih Publishing menceritakan kisah perjalanan Imam Nawawi menuntut ilm

Imam Nawawi menuntut ilmu agama sejak kecil. Ketika anak-anak lain masih suka bermain, beliau memulai perjalanan menuntut ilmunya dengan menghafal Alquran. Dalam sehari, Imam Nawawi menghadiri 12 majelis ilmu dari berbagai macam disiplin keilmuan

Kemudian di salah satu kisah  Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani yang kelelahan dan  kelaparan dalam mencari ilmu, hngga saking laparnya beliau mencari makanan pada sampah sekitar kota demi menghilangkan rasa laparnya

Subhanallah... sungguh sangatlah susah perjalanan orang-orang dulu dalam mencari ilmu. Oleh karena itu di masa sekarang ini adalah masa-masa modern. Kita sangatlah berunutung bisa mencari berbagai informasi dari internet maupun medsos

Kesimpulan dari penjelasan Diatas adalah kita sebagai seorang muslim wajib untuk menuntut ilmu,dan meneladani kisah kisah diatas. Demikian kiranya yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf jika ada salah kata, dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. 

Oleh: Sultan Agung




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline